Aplikasi Ergonomi Pada Perbaikan Stasiun Kerja Untuk Meningkatkan Kualitas Pekerja dan Produktivitas Pada Perajin Gerabah di Kasongan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Perajin gerabah di Kasongan pada umumnya bekerja dengan stasiun kerja seadanya. Hampir semua karya dibuat secara tradisional. Proses pembuatan gerabah terdiri dari 5 tahap yaitu pengolahan tanah, pembentukan, pengeringan, pembakaran dan penyelesaian akhir. Tahap pembentukan merupakan bagian pekerjaa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: PURWOKO, Antonius Hendro, Marianto, M. Dwi
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17176
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Perajin gerabah di Kasongan pada umumnya bekerja dengan stasiun kerja seadanya. Hampir semua karya dibuat secara tradisional. Proses pembuatan gerabah terdiri dari 5 tahap yaitu pengolahan tanah, pembentukan, pengeringan, pembakaran dan penyelesaian akhir. Tahap pembentukan merupakan bagian pekerjaan terpenting karena menentukan bentuk, kualitas dan kuantitas produk. Penelitian dilakukan di tahapan pembentukan karena sarana yang dipergunakan menyebabkan terjadinya sikap paksa pada perajin. Mereka duduk di dingklik setinggi 10-15 cm dan meja/alat putar tanah liat yang sama tingginya dengan dingklik. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian sama subjek. Perlakuan yang diberikan ada 2 macam. Pertama, bekerja dengan stasiun kerja lama, yaitu duduk di atas dingklik dan alat putar yang rendah.Kedua, bekerja di atas kursi dengan tinggi alas duduk 40 cm dan meja kerja setinggi 65 cm sesuai dengan antropometri peserta penelitian. Variabel yang diukur adalah beban kerja, gangguan muskuloskeletal, perubahan jumlah produksi dan produktivitas. Data perlakuan pertama dan kedua dibandingkan dengan uji statistik t- berpasangan. Hasil yang diperoleh, rerata denyut nadi kerja pada perlakuan pertama adalah 4.9556 denyut/menit (SD. 0.6098) dan pada perlakuan kedua 2.7104 denyut/menit (SD. 0.2969). Ini berarti beban kerja tersebut termasuk kategori ringan dan telah terjadi penurunan yang signifikan. Gangguan muskuloskeletal banyak terjadi pada bagian leher, pinggang, lutut dan pergelangan kaki. Rerata penurunan keluhan gangguan muskuloskeletal cukup besar, yaitu dari 15.0556 (SD. 2.0066) menjadi 3.3011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stasiun kerja yang baru menurunkan beban kerja, gangguan muskuloskeletal dan meningkatkan produktivitas secara bermakna