Analisis Koreografi Tari Bedhaya Luluh Karya Siti Sutiyah

Tari Bedhaya Luluh ditarikan oleh delapanbelas penari putri dengan tata rias dan busana serba sama. ‘Luluh’ dalam bahasa Jawa berarti melebur menjadi satu kesatuan. Hal tersebut sesuai dengan tema tari Bedhaya Luluh bersumber dari sejarah meleburnya dua organisasi tari, yaitu Mardawa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ANISAFITRI, Indah Kurnia
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17469
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Tari Bedhaya Luluh ditarikan oleh delapanbelas penari putri dengan tata rias dan busana serba sama. ‘Luluh’ dalam bahasa Jawa berarti melebur menjadi satu kesatuan. Hal tersebut sesuai dengan tema tari Bedhaya Luluh bersumber dari sejarah meleburnya dua organisasi tari, yaitu Mardawa Budaya dan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta yang membentuk Yayasan Pamulangan Beksa Mardawa Budaya pada tahun 1992, dan kemudian berganti nama menjadi Yayasan Pamulangan Beksa Sasminta Mardawa di tahun 1996. Ragam gerak yang terdapat pada Bedhaya Luluh bersumber dari perbendaharaan gerak tari putri klasik gaya Yogyakarta. Struktur iringan tarinya juga masih terikat pada struktur baku iringan tari bedhaya pada umumnya. Penelitian kali ini penulis menggunakan pendekatan koreografi yang dikemukakan oleh Y. Sumandiyo Hadi, meliputi aspek bentuk, aspek teknik, dan aspek isi, serta elemen dasar koreografi yang terdiri dari aspek gerak, aspek ruang, dan aspek waktu. Penggunaan pendekatan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui teks koreografi tari Bedhaya Luluh secara keseluruhan. Tata rakit Bedhaya Luluh berpedoman pada pola lantai baku tari bedhaya pada umumnya, hanya saja karena jumlah penari yang lebih banyak dari bedhaya pada umumnya maka memunculkan pola lantai yang spesifik, yang tidak dapat dilakukan oleh bedhaya pada umumnya. Jumlah delapanbelas penari pada Bedhaya Luluh di beberapa rakit memunculkan dua pusat perhatian (9-9), hal tersebut dapat diartikan sebagai penggambaran dua rakit atau dua tubuh organisasi kesenian yang melebur menjadi satu kesatuan sesuai dengan tema tari Bedhaya Luluh. Rangkaian motif gerak dalam Bedhaya Luluh dilakukan secara mbanyu mili sehingga didapat suatu bentuk tari yang memiliki kontinyuitas, dengan tetap mempertimbangkan konsep kendho-kenceng dalam pengerahan tenaganya.