Sarasvati
Ed. 39,Februari 2017Edisi kali ini mengulas peristiwa seni dari Venzha Christiawan, seniman Indonesia yang dipilih oleh NASA untuk menampilkan karya wahananya di Marina Bay Sands, Singapura (hal. 16). Edisi ini juga mengulas tentang praktik kerja kolektif yang muncul dari Milisifotocopy dan pameran...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Terbitan Berkala |
Published: |
Sarasvati
2015
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17587 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-17587 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-175872015-01-14T11:13:33Z Sarasvati TIM REDAKSI seni rupa, pameran karya seni, seni visual, seni p Sarasvati 2015 Terbitan Berkala http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17587 Ed. 39,Februari 2017Edisi kali ini mengulas peristiwa seni dari Venzha Christiawan, seniman Indonesia yang dipilih oleh NASA untuk menampilkan karya wahananya di Marina Bay Sands, Singapura (hal. 16). Edisi ini juga mengulas tentang praktik kerja kolektif yang muncul dari Milisifotocopy dan pameran sindikat campursari (hal. 20). Ada juga liputan pameran dari sejumlah seniman Indonesia di negara lain. Di antaranya pameran Dadi Setiyadi dan Awang Behartawan di Kopenhagen, Denmark, pameran Indieguerillas di Singapura, serta pameran tunggal Lugas Syllabus di Manila, Filipina.Ed. 44 / Juli 2017 Sarasvati edisi kali ini menyuguhkan Dialog tentang pasar dan sejarah kota : pameran senilintas disiplin(hal. 8). Mengiring cetak saring Sunaryo (hal. 12). Yang bergerak ke masa depan: pameran nostalgia Tarcius Sutanto (hal. 16). Yang berupaya bangkit kembali: pameran bersama Bang Wetan surabaya (hal. 20). Rampak sekar yang menyambut suka cita (hal. 24). Kolaborasi apik Muklay dan The Prodigies ( hal. 26). Harmonisasi penjelaahan garis : karya Rega dan Kara (hal. 30). Urusan identitas yang belum usai : lewat kain aneka corak yang merupakan kekayaan Indonesia, Renoult berupaya mengenal akar budayanya (hal. 34). Mengapung diarus zaman dan teknologi : pekan seni media menjadi momentum melihat sejarah seni media, kondisinya saat ini, dan peluang eksplorasinya dimasa yang akan datang (hal. 36). Setengah abad setelah Nam June Paik menyerang televisi : refleksi munculnya penggunaan teknologi media dalam ranah seni sampai saat ini(hal. 42). Sepekan meniti seni media di Pekanbaru (hal. 46). Mencari pengikat tak bernama : tiga kuratormuda dan sembilan seniman muda Asia Tenggarakekerja sama membuat pameran eksperimental (hal. 48). Mengindra sketsa Sang Maestro S. Sudjojono (hal. 52). Mereka-reka posisi crafts dalam sebuah ruang (hal. 56). Berseni dan bersantaidi Abrakadabra : homestay artsy di dekat tiga galeri ternama Yogyakarta (hal. 68). Kolom profil menampilkan Melati Suryodarmo (hal. 64). Jakarta NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
topic |
seni rupa, pameran karya seni, seni visual, seni p NONE |
spellingShingle |
seni rupa, pameran karya seni, seni visual, seni p NONE TIM REDAKSI Sarasvati |
description |
Ed. 39,Februari 2017Edisi kali ini mengulas peristiwa seni dari Venzha Christiawan, seniman Indonesia yang dipilih oleh NASA untuk menampilkan karya wahananya di Marina Bay Sands, Singapura (hal. 16). Edisi ini juga mengulas tentang praktik kerja kolektif yang muncul dari Milisifotocopy dan pameran sindikat campursari (hal. 20). Ada juga liputan pameran dari sejumlah seniman Indonesia di negara lain. Di antaranya pameran Dadi Setiyadi dan Awang Behartawan di Kopenhagen, Denmark, pameran Indieguerillas di Singapura, serta pameran tunggal Lugas Syllabus di Manila, Filipina.Ed. 44 / Juli 2017 Sarasvati edisi kali ini menyuguhkan Dialog tentang pasar dan sejarah kota : pameran senilintas disiplin(hal. 8). Mengiring cetak saring Sunaryo (hal. 12). Yang bergerak ke masa depan: pameran nostalgia Tarcius Sutanto (hal. 16). Yang berupaya bangkit kembali: pameran bersama Bang Wetan surabaya (hal. 20). Rampak sekar yang menyambut suka cita (hal. 24). Kolaborasi apik Muklay dan The Prodigies ( hal. 26). Harmonisasi penjelaahan garis : karya Rega dan Kara (hal. 30). Urusan identitas yang belum usai : lewat kain aneka corak yang merupakan kekayaan Indonesia, Renoult berupaya mengenal akar budayanya (hal. 34). Mengapung diarus zaman dan teknologi : pekan seni media menjadi momentum melihat sejarah seni media, kondisinya saat ini, dan peluang eksplorasinya dimasa yang akan datang (hal. 36). Setengah abad setelah Nam June Paik menyerang televisi : refleksi munculnya penggunaan teknologi media dalam ranah seni sampai saat ini(hal. 42). Sepekan meniti seni media di Pekanbaru (hal. 46). Mencari pengikat tak bernama : tiga kuratormuda dan sembilan seniman muda Asia Tenggarakekerja sama membuat pameran eksperimental (hal. 48). Mengindra sketsa Sang Maestro S. Sudjojono (hal. 52). Mereka-reka posisi crafts dalam sebuah ruang (hal. 56). Berseni dan bersantaidi Abrakadabra : homestay artsy di dekat tiga galeri ternama Yogyakarta (hal. 68). Kolom profil menampilkan Melati Suryodarmo (hal. 64). |
format |
Terbitan Berkala |
author |
TIM REDAKSI |
author_facet |
TIM REDAKSI |
author_sort |
TIM REDAKSI |
title |
Sarasvati |
title_short |
Sarasvati |
title_full |
Sarasvati |
title_fullStr |
Sarasvati |
title_full_unstemmed |
Sarasvati |
title_sort |
sarasvati |
publisher |
Sarasvati |
publishDate |
2015 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17587 |
_version_ |
1741197497583271936 |