Hidup Dan Mati Di Tanah Sengketa: Representasi Atas Perebutan Ruang Di Kampung Tambak Bayan Surabaya

Tanah merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Tanpa tanah, manusia tidak akan memiliki kemampuan untuk mengerjakan segala aktivitas sehari-hari. Masalah pertanahan kerap menjadi pusat perhatian Negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia, dipicu karena kebutuhan kepemilikan tanah yang semak...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ROSYIDI, Redhy Murti
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17714
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Tanah merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Tanpa tanah, manusia tidak akan memiliki kemampuan untuk mengerjakan segala aktivitas sehari-hari. Masalah pertanahan kerap menjadi pusat perhatian Negara Dunia Ketiga, termasuk Indonesia, dipicu karena kebutuhan kepemilikan tanah yang semakin mendesak. Di Indonesia, salah satu kota yang memiliki permasalahan tanah cukup tinggi ialah kota Surabaya. Surabaya merupakan kota metropolitan yang memiliki populasi penduduk dengan latar belakang kultural serta sosio-ekonomi yang heterogen. Sebagai salah satu pusat perdagangan dan industri terkemuka, kota ini menjadi tujuan urbanisasi. Meningkatnya arus urbanisasi diikuti dengan pembangunan sektor pariwisata yang berskala besar. Pembangunan sektor pariwisata menuntut lahan yang luas dan strategis sehingga perluasan lahan ini diiringi dengan penggusuran rumah-rumah di perkampungan. Kampung Tambak Bayan merupakan salah satu wilayah strategis yang mengalami persengketaan lahan. Isu perebutan ruang kota akan direpresentasikan dalam karya seni rupa. Karya disajikan dalam bentuk cerita bergambar yang menyerupai komik. Gambar komik dibuat dengan menggunakan metode cetak cukil kayu. Tujuan dari pembuatan komik cukilan ialah mencapai visual yang artistik dan menampilkan realitas perebutan ruang di kampung Tambak Bayan secara bertahap