Kabuh Kata Tubuh Eksplorasi Teater Tubuh Terinspirasi Dari Narasi Kuburan Dua Minang

Kabuh, Kata Tubuh, merupakan eksplorasi tubuh yang terinspirasi dari cerita Kuburan Dua Minang. Kabuh adalah penciptaan teater yang orisinal oleh penulis, yaitu sebuah proses kreatif teater yang mengambil spirit salah satu tradisi di Minangkabau, yaitu silat. Silat telah menjadi filosofi dasar bagi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MARCIANO, Roci
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Program Pascasarjana ISI Yogyakarta 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=17727
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Kabuh, Kata Tubuh, merupakan eksplorasi tubuh yang terinspirasi dari cerita Kuburan Dua Minang. Kabuh adalah penciptaan teater yang orisinal oleh penulis, yaitu sebuah proses kreatif teater yang mengambil spirit salah satu tradisi di Minangkabau, yaitu silat. Silat telah menjadi filosofi dasar bagi sikap dan sifat masyarakat Minangkabau. Silat Minang ini kemudian dieksplorasi dan dikemas demi kebutuhan pementasan. Cerita yang diangkat tidak berjarak dengan masyarakat. Konflik yang diolah mencerminkan permasalahan yang biasa terjadi di masyarakat, yaitu pentingnya pengendalian diri ketika berkomunikasi antarwarga masyarakat. Kebaruan karya ini adalah bahwa cerita Kuburan Dua berhasil ditulis menjadi sebuah naskah drama dan sekaligus dipentaskan berdasarkan silat Minang dengan judul Kuburan Dua oleh penulis. Kuburan Dua adalah suatu kisah yang menceritakan tentang kesalah pahaman dua manusia ketika mengatur strategi menangkap buruan. Oleh karena keduanya tidak memiliki bahasa yang sama, akhirnya terjadi perkelahian hingga keduanya tewas. Cerita ini dianggap nyata oleh segolongan masyarakat yang ada di Kabupaten Pasaman Sumatra Barat. Seiring perkembangannya, cerita ini kemudian menjadi legenda yang berguna sebagai media pembelajaran untuk merukunkan suku Minang di Sumatera Barat dan Suku Batak di Sumatra Utara. Mengapa mengangkat cerita ini? Karena tema cerita sesuai dengan kondisi zaman, dan juga melihat semakin hilangnya nilai-nilai kerukunan dan toleransi dalam kehidupan masyarakat. Penciptaan teater Kuburan Dua diharapkan mampu menjadi media tatanan, tontonan, dan tuntunan bagi penonton.