Relevansi makna lakon bamantara dalam upacara rasulan di desa wonosari gunung kidul
Sebuah fenomena yang menarik adalah pertunjukan wayang kulit purwa dalam upacara rasulan di desa wonosami yang mementaskan lakon bamantara. Makna dan tujuan upacara rasulan sama dengan upacara bersih desa. Pertunjukan wayang nya lazim menggunakan menggunakan lakon makukuhan, sri mulih atau sejenisny...
Wedi'i Gadw mewn:
Prif Awdur: | |
---|---|
Fformat: | Tugas Akhir |
Iaith: | Indonesian |
Cyhoeddwyd: |
Lembaga Penelitian ISI Yk
2002
|
Pynciau: | |
Mynediad Ar-lein: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=18406 |
Tagiau: |
Ychwanegu Tag
Dim Tagiau, Byddwch y cyntaf i dagio'r cofnod hwn!
|
Crynodeb: | Sebuah fenomena yang menarik adalah pertunjukan wayang kulit purwa dalam upacara rasulan di desa wonosami yang mementaskan lakon bamantara. Makna dan tujuan upacara rasulan sama dengan upacara bersih desa. Pertunjukan wayang nya lazim menggunakan menggunakan lakon makukuhan, sri mulih atau sejenisnya. dengan demikian penggunaan lakon bamantara sangat menarik untuk dikaji yakni bagaimana relevansi makna lakon bamantara dengan upacara rasulan. Mengingat bahwa upacara rasulan merupakan prosesi ritual maka dalam kajian ini digunakan pendekatan mitologi ritual. Sebagaimana yang lazim dalam tradisi jawa bahwa dalam upacara ritual selalu dipengaruhi simbol-simbol kosmologi yang dituangkan dalam prosesinya. menghadapi permasalahannya itu dianalisis struktural analisis levis straus yang berpijak pada analisis struktural kebahasaan dapat digunakan untuk emngkaji relevansi makna lakon dengan fungsi dan tujuan upacara rasulan. Namun demikian dalam hal ini aspek kebahasaan digunakan konsep asma kinarya japa yang lazim berlaku dalam tradisi jawa. |
---|