Eksistensi Diri Dalam Berbusana : Aplikasi Perca Pada Busana Pesta
Individu dalam masyarakat secara sadar ataupun tidak, eksistensinya ingin diakui dan dikenal dalam lingkungannya. Melihat pengakuan eksistensi manusia secara ekonomi, maka keberadaan benda menjadi hal yang sangat penting. Salah satunya adalah busana, di mana setiap individu membutuhkannya. Busana me...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2013
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26540 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Individu dalam masyarakat secara sadar ataupun tidak, eksistensinya ingin diakui dan dikenal dalam lingkungannya. Melihat pengakuan eksistensi manusia secara ekonomi, maka keberadaan benda menjadi hal yang sangat penting. Salah satunya adalah busana, di mana setiap individu membutuhkannya. Busana merupakan kebutuhan pokok, selain sebagai pelindung tubuh busana dapat menunjukkan status sosial, karakter, dan penanda identitas seseorang terlebih dengan penambahan aplikasi perca yang pengolahannya dengan teknik, dan gaya tersendiri (handmade). Digunakannya aplikasi perca pada busana pesta, selain menambah nilai perca yang pemanfaatannya kurang (hanya digunakan sebagai barang kerajinan) juga mengurangi sampah yang notabene perca merupakan limbah kain. Busana yang dikenakan dalam acara pesta merupakan busana yang terbaik dari tiap individu, dan secara tidak langsung akan mendapatkan prestise tersendiri. Terlebih busana tersebut memiliki karakter yang kuat. Karena benda sebagai trend atau mode harus melekat dan berkarakter pada tiap individu. Ketika benda dihadapkan pada pemenuhan gaya hidup, akan menciptakan perlambangan sendiri dalam strata sosial masyarakat. Terbentuknya kerangka teori tersebut diambil dari metode pendekatan secara sosiologis, yang menyatakan kebudayaan malu ditandai oleh perasaan bersalah atau gengsi jika konsumsi kebutuhan berkualitas rendah. Berawal dari pengalaman empirik penulis yang bergelut di dunia fashion, khususnya pembuatan busana atau modiste penulis mengamati dan mempelajari karakteristik konsumen dalam penampilannya. Setiap konsumen ingin tampil berbeda dari orang lain sesuai karakter dirinya. Sehingga penulis dituntut untuk lebih meningkatkan kreativitas. Dalam proses kreativitas, penulis menemukan inovasi baru. Khususnya dalam aplikasi pada busana, yaitu menggunakan perca atau limbah kain. Pengolahan aplikasi ini menggunakan teknik handmade hingga menjadi bentuk yang mempunyai karakter kuat dan elegan. Selain mendapatkan hasil yang signifikan dengan menghadirkan satu bentuk karya yang kreatif dan inovatif, karya-karya busana ini diharapkan memberikan warna dan corak baru dalam dunia seni khususnya seni kriya. Di samping hal tersebut dalam karya ini menawarkan satu bentuk karya yang memiliki nilai fungsional, dan diharapkan isu dan makna-makna eksistensi dalam karya ini dapat tersampaikan dengan sempurna. |
---|