"Nyirih"
"Budaya memakan sirih telah menjadi bagian dalam budaya Melayu sejak masa silam. Budaya tersebut menjadi sarana silaturahmi masyarakat hingga saat ini. Tepak sirih selalu hadir dalam setiap acara dan upacara Melayu.Penata tari berusaha untuk merevitalisasi filosofi tersebut dalam sebuah karya t...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2013
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26581 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | "Budaya memakan sirih telah menjadi bagian dalam budaya Melayu sejak masa silam. Budaya tersebut menjadi sarana silaturahmi masyarakat hingga saat ini. Tepak sirih selalu hadir dalam setiap acara dan upacara Melayu.Penata tari berusaha untuk merevitalisasi filosofi tersebut dalam sebuah karya tari yang akan ditampilkan dalam panggung prosenium. Penata meneliti makna dari setiap unsur penting yang terkandung dalam Tepak Sirih, yaitu sirih, artinya melambangkan sifat rendah hati, serta senantiasa memuliakan orang lain, kapur, artinya melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa akan lebih agresif dan marah, gambir, artinya melambangkan kecekalan/ keteguhan hati, pinang, merupakan lambang keturunan orang yang baik budi pekerti, jujur, serta memiliki derajat tinggi, dan tembakau, artinya melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Dalam karya tari ini, penata berusaha mengejawantahkan makna dalam Tepak Sirih ke dalam serangkaian bentuk gerak yang mewakilinya. Melalui karya tari Nyirih ini, penata ingin menyampaikan pentingnya harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Karya tari ini menceritakan berbagai sifat manusia yang terwujud dalam unsur-unsur dalam tepak sirih. Bagaimana unsur-unsur tersebut terevitalisasi dan saling berinteraksi satu sama lain, hingga timbul konflik dan harmonisasi di antaranya. Pada akhir karya tari ini, ke lima unsur yang disimbolkan oleh lima orang penari dan lima warna kain yaitu merah, hijau, biru, kuning, dan putih tersebut terkemas menjadi satu dalam sebuah tepak sirih besar yang muncul di atas panggung." |
---|