Dinamika Seni Pertunjukan Dari Masyarakat Desa Banyusidi Di Magelang
Seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat kita, sangat diyakini selama ini terkait erat dengan kegiatan adat, tradisi, maupun keagamaan yang diwarisi turun temurun dari generasi. Di dalam dinamika sosial budaya masyarakat untuk menghadapi perkembangan jaman, akan sangat tergantung pada kreator sen...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26716 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat kita, sangat diyakini selama ini terkait erat dengan kegiatan adat, tradisi, maupun keagamaan yang diwarisi turun temurun dari generasi. Di dalam dinamika sosial budaya masyarakat untuk menghadapi perkembangan jaman, akan sangat tergantung pada kreator seni atau seniman dan juga apresiasi masyarakat pendukungnya. Desa Banyusidi memiliki seni pertunjukan tradisional yang terus berkembang hingga saat ini. Pusat kesenian terletak di dusun Gejayan yang merupakan salah satu dari 12 dusun yang ada. Seni pertunjukan Desa Banyusidi merupakan salah satu dari kegiatan komunitas seni masyarakat gunung.Fungsi dari seni pertunjukan pun berkembang, dari fungsi ritual menjadi hiburan. Para seniman memiliki peran dalam pembentukan karakter kesenian Desa Banyusidi, berikut juga masyarakat yang menerima segala masukan dan mau belajar dari dunia luar yang berkembang saat ini. Sehingga kesenian mereka dapat turut berpacu dalam kancah nasional maupun internasional. Tanpa menghilangkan ketradisian masyarakat, seni pertunjukan Desa Banyusidi tetap mengusung nilai-nilai leluhur desanya dan pengaruh religi yang mereka anut dikemas dalam gerak musik rupa dan teater. Masyarakat Banyusidi merupakan masyarakat tradisional yang terbuka dalam pengembangan kesenian mereka. Dalam setiap pertunjukan yang mereka sajikan merupakan hasil dari inovasi yang mengarah ke moderen yang tetap tradisional. |
---|