Makna Simbolik Penataan Arsitektur-Interior Pendhapa Joglo Sebagai Gereja Katolik Di Ganjuran Studi Inkulturasi Jawa

Keberadaan arsitektural - interior Pendhapa Joglo sebagai sebuah Gereja Katolik di Ganjuran, tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan masyarakat Gereja, khususnya sebagai kepercayaan agama Katolik. Gereja sebagai tempat beribadat adalah salah satu aspek ritual, sebagai tempat persekutuan orang yang...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ANOM, antonius haryo pungkas
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published:
Subjects:
TES
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26725
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Keberadaan arsitektural - interior Pendhapa Joglo sebagai sebuah Gereja Katolik di Ganjuran, tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan masyarakat Gereja, khususnya sebagai kepercayaan agama Katolik. Gereja sebagai tempat beribadat adalah salah satu aspek ritual, sebagai tempat persekutuan orang yang percaya kepada Tuhan Allah melalui Yesus Kristus, di samping mempunyai hubungan yang vertikal dengan Tuhan yang disembahnya, tetapi juga merupakan persekutuan sosial, yaitu persekutuan antar orang yang percaya, yang memiliki hubungan horisontal. Dalam hubungan yang horisontal ini, Gereja tidak bisa lepas dari konteks budayanya sebagai salah satu rea;itas sosialnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi budaya maupun sosiologi agama yang berkaitan dengan tiga komponen studi yaitu studi kelembagaan, isi dan efek atau norma-norma. Studi institusi akan menanyakan tentang kelembagaan Gereja itu, yang di dalamnya akan menanyakan siapa yang menghasilkan produk isi, siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan; isi atau content akan menanyakan makna simbolik arsitektural - interior Pendhapa Joglo sebagai gereja tempat ibadat; sementara efek atau norma-norma akan menanyakan fungsi atau konsekuensi apa yang diharapkan dari proses kelembagaan maupun produk isi yang dihasilkan. Ketiga komponen itu (institution, content, effect) menjadi satu kesatuan yang saling terkait. Hal ini penting mengingat bahwa dengan pendekatan itu sangat membantu dalam memahami makna simbolik arsitektural - interior Pendhapa Joglo sebagai tempat ibadat Liturgi Gereja.Dalam tranformasi kepercayaan Gereja Katolik di Jawa, gereja sebagai tempat ibadat dalam Liturgi Gereja, memiliki makna-makna atau nilai-nilai simbolik inkulturatif. Dalam kasus ini, istilah inkulturasi dianggap sebagai istilah yang tepat untuk mengaltikurasikan pemahaman, dimana Injil yang diungkapkan di dalam situasi sosial, religius dan budaya sedemikian rupa, sehingga Injil itu tidak hanya diwartakan melalui unsur-unsur situasi tersebut, tetapi menjadi suatu budaya yang menjiwai dan mengolah budaya tersebut; sekaligus dapat memperkaya Gereja universal.Proses inkulturasi adalah bagaimana mengenalakan makana simbolik arsitetural - interior Pendhapa Joglo itu meresap dalam kehidupan umat. Inkulturasi bukanlah teori atau pelestarian tradisi budaya; bukan sejedar memperlihatkan ketrampilan artistik, kekayaan estetik budaya masa lalu. Inkulturasi adalah ungkapan iman yang hidup melalui unsur budaya yang hidup; ia adalah kebaruan pesan-pesan Gereja, tidak hanya dengan memakai sarana budaya, tetapi dengan mengolahnya sesuai tujuan; karena inkulturasi adalah suatu proses timbal balik di mana iman dan budaya mengalami suatu peningkatan. Proses inkulturasi makna-makna simbolik arsitektur dan interior Pendhapa Joglo sebagai Gereja itu yang penting digunakan secara menyeluruh dalam ibadat-ibadat Liturgi Gereja. Umat sungguh-sungguh memahami ilkulturasi itu sebagai bagian dari hidup religiusitasnya kepada Tuhan Allahnya dalam cita rasa budayanya sendiri