Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif

Pemberitaan atau sajian informasi pada media di Indonesia berlangsung secara bebas dan terbuka. Pemberitaan dikupas dengan banyak pendekatan dan versi di berbagai media sehingga menyebabkan kebenaran menjadi tersamar. Makna yang disampaikan menjadi beragam atau multi interpretasi. Kekuatan pemberita...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DJAMIL, firman
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published:
Subjects:
TES
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26726
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-26726
record_format oai_dc
spelling isilib-267262015-04-14T08:53:04Z Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif DJAMIL, firman Personifikasi Media Kekuasaan id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26726 TES/SL/Dja/m/2011 Pemberitaan atau sajian informasi pada media di Indonesia berlangsung secara bebas dan terbuka. Pemberitaan dikupas dengan banyak pendekatan dan versi di berbagai media sehingga menyebabkan kebenaran menjadi tersamar. Makna yang disampaikan menjadi beragam atau multi interpretasi. Kekuatan pemberitaan terletak pada penuturan cerita. Hal ini mempunyai kemiripan dengan karya seni. Karya seni diterima oleh pembacanya dengan banyak pendekatan dan mempunyai beragam makna.Penciptaan karya Tugas Akhir yang berjudul "Menjadi Kepiting, Merepresentasikan Kekuasaan melalui Lukisan Figuratif" ini merespons maraknya pemberitaan media tentang korupsi dan carut marut penegakan hukum serta keadaan sosial di Indonesia dalam konteks kekuasaan yang divisualisasikan dengan personifikasi kepiting. Penggunaan binatang sesuai manusia dalam dalam karya seni bukanlah suatu hal yang baru. Tubuh dan tingkah laku kepiting ini menginspirasi saya untuk menciptakan persepsi baru mewakili perilaku kekuasaan manusia dan dapat ditafsirkan sebagai sesuatu yang konyol dan mengolok-olok melalui persepsi bentuk dalam karya lukisan. Kepiting yang dipersonifikasikan sebagai manusia merupakan upaya menceritakan kembali memori sejarah atas pengalaman empirik, virtual, imaginatif dan perasaan saya dalam dongeng-dongeng kepiting. Deformasi ini dibentuk berdasarkan subject matter yang merujuk pada pertunjukan "teater besar kekuasaan" masa kini di Indonesia yang terangkum secara kritis pada acara "Bedah Editorial Media Indonesia" di Metro TV dan kolom-kolom opini media massa nasional Indonesia seperti kolom opini dalam koran Kompas dan majalah Tempo.Teknik lukisan figuratif yang saya jadikan landasan adalah karya seni figuratif Bill Hammond dan seni rupa Mesir Kuno khususnya pada penokohan dan penggambaran lambang-lambang kekuasaan yang melekat pada figur Raja dan Ratu yang disimbolkan sebagai dewa atau tuhan. Figur-figur pada karya-karya saya merujuk pada deformasi bentuk yang saya kembangkan dari pemikiran Mannerisme. PPS ISI YK, 2011 XI, 101, hal: ilus, 30 cm TES http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Personifikasi
Media Kekuasaan
TES
spellingShingle Personifikasi
Media Kekuasaan
TES
DJAMIL, firman
Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
description Pemberitaan atau sajian informasi pada media di Indonesia berlangsung secara bebas dan terbuka. Pemberitaan dikupas dengan banyak pendekatan dan versi di berbagai media sehingga menyebabkan kebenaran menjadi tersamar. Makna yang disampaikan menjadi beragam atau multi interpretasi. Kekuatan pemberitaan terletak pada penuturan cerita. Hal ini mempunyai kemiripan dengan karya seni. Karya seni diterima oleh pembacanya dengan banyak pendekatan dan mempunyai beragam makna.Penciptaan karya Tugas Akhir yang berjudul "Menjadi Kepiting, Merepresentasikan Kekuasaan melalui Lukisan Figuratif" ini merespons maraknya pemberitaan media tentang korupsi dan carut marut penegakan hukum serta keadaan sosial di Indonesia dalam konteks kekuasaan yang divisualisasikan dengan personifikasi kepiting. Penggunaan binatang sesuai manusia dalam dalam karya seni bukanlah suatu hal yang baru. Tubuh dan tingkah laku kepiting ini menginspirasi saya untuk menciptakan persepsi baru mewakili perilaku kekuasaan manusia dan dapat ditafsirkan sebagai sesuatu yang konyol dan mengolok-olok melalui persepsi bentuk dalam karya lukisan. Kepiting yang dipersonifikasikan sebagai manusia merupakan upaya menceritakan kembali memori sejarah atas pengalaman empirik, virtual, imaginatif dan perasaan saya dalam dongeng-dongeng kepiting. Deformasi ini dibentuk berdasarkan subject matter yang merujuk pada pertunjukan "teater besar kekuasaan" masa kini di Indonesia yang terangkum secara kritis pada acara "Bedah Editorial Media Indonesia" di Metro TV dan kolom-kolom opini media massa nasional Indonesia seperti kolom opini dalam koran Kompas dan majalah Tempo.Teknik lukisan figuratif yang saya jadikan landasan adalah karya seni figuratif Bill Hammond dan seni rupa Mesir Kuno khususnya pada penokohan dan penggambaran lambang-lambang kekuasaan yang melekat pada figur Raja dan Ratu yang disimbolkan sebagai dewa atau tuhan. Figur-figur pada karya-karya saya merujuk pada deformasi bentuk yang saya kembangkan dari pemikiran Mannerisme.
format Tugas Akhir
author DJAMIL, firman
author_facet DJAMIL, firman
author_sort DJAMIL, firman
title Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
title_short Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
title_full Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
title_fullStr Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
title_full_unstemmed Menjadi Kepiting Merepresentasi Kekuasaan Melalui Lukisan Figuratif
title_sort menjadi kepiting merepresentasi kekuasaan melalui lukisan figuratif
publishDate
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=26726
_version_ 1741199306087464960