Without

WITHOUT, merupakan judul yang dipilih dalam garapan karya tari ini, Arti dari kata tersebut adalah tanpa. Karya tari ini menggambarkan tentang manusia yang pernah merasakan kehidupan dengan fisik yang utuh, namun karena sesuatu hal yang mengakibatkan kehilangan salah satu bagian organ fisiknya yaitu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SETYAWATI, Doziana
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2011
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=27612
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-27612
record_format oai_dc
spelling isilib-276122015-04-14T09:00:14Z Without SETYAWATI, Doziana Kruk Tuna Daksa Kursi Roda FSP ISI Yogyakarta 2011 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=27612 ST.PCT/Set/w/2011 WITHOUT, merupakan judul yang dipilih dalam garapan karya tari ini, Arti dari kata tersebut adalah tanpa. Karya tari ini menggambarkan tentang manusia yang pernah merasakan kehidupan dengan fisik yang utuh, namun karena sesuatu hal yang mengakibatkan kehilangan salah satu bagian organ fisiknya yaitu kaki. Kini manusia tersebut disebut sebagai penyandang cacat fisik atau tuna daksa. Berawal dari melihat dan pengalaman empiris secara langusng ide garapan ini muncul kemudian di wujudkan dalam bentuk karya tari.Penggarapan karya tari ini terinspirasi dari penyandang tuna daksa. Tuna daksa bukanlah orang yang sakit atau yang berpenyakitan, ia hanya kehilangan fisik secara permanen. Tuna daksa memang kekurangan fisik yang berpengaruh terhadap keadaan psikologinya, karena ini memang saling mempengaruhi. Jika kondisi fisik manusia terganggu, maka psikologisnya pun ikut terganggu. Begitupun sebaliknya, jika psikologis manusia terganggu maka kondisi fisik pun ikut terganggu. Tuna daksa identik dengan manusia buntung, menakutkan dan ketergantungan terhadap orang lain. Pada kenyataannya tuna daksa tidak seperti apa yang dipikirkan dan dibayangkan kebanyakan orang. Tuna daksa mampu berdiri sendiri dan semangat bangkit yang tinggi meski bertopang dengan alat bantu yaitu kursi roda dan kruk. Inilah yang ingin disampaikan penata lewat gerak tari.Karya tari ini ditarikan oleh enam orang penari yang terdiri dari dua penari putri dan empat penari putra. Enam penari ini menggambarkan dan mengimitasi penyandang tuna daksa dengan menggunakan kursi ora dan kruk sebagai properti. Penggunaan kedua properti ini dimaksudkan untuk memperjelas tema yang ada, karena kedua properti ini merupakan alat yang memang digunakan penyandang catat fisik atau tuna daksa. Yogyakarta xv, 159 hal.; ill.; 30 cm. ST.PCT http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Kruk
Tuna Daksa Kursi Roda
ST.PCT
spellingShingle Kruk
Tuna Daksa Kursi Roda
ST.PCT
SETYAWATI, Doziana
Without
description WITHOUT, merupakan judul yang dipilih dalam garapan karya tari ini, Arti dari kata tersebut adalah tanpa. Karya tari ini menggambarkan tentang manusia yang pernah merasakan kehidupan dengan fisik yang utuh, namun karena sesuatu hal yang mengakibatkan kehilangan salah satu bagian organ fisiknya yaitu kaki. Kini manusia tersebut disebut sebagai penyandang cacat fisik atau tuna daksa. Berawal dari melihat dan pengalaman empiris secara langusng ide garapan ini muncul kemudian di wujudkan dalam bentuk karya tari.Penggarapan karya tari ini terinspirasi dari penyandang tuna daksa. Tuna daksa bukanlah orang yang sakit atau yang berpenyakitan, ia hanya kehilangan fisik secara permanen. Tuna daksa memang kekurangan fisik yang berpengaruh terhadap keadaan psikologinya, karena ini memang saling mempengaruhi. Jika kondisi fisik manusia terganggu, maka psikologisnya pun ikut terganggu. Begitupun sebaliknya, jika psikologis manusia terganggu maka kondisi fisik pun ikut terganggu. Tuna daksa identik dengan manusia buntung, menakutkan dan ketergantungan terhadap orang lain. Pada kenyataannya tuna daksa tidak seperti apa yang dipikirkan dan dibayangkan kebanyakan orang. Tuna daksa mampu berdiri sendiri dan semangat bangkit yang tinggi meski bertopang dengan alat bantu yaitu kursi roda dan kruk. Inilah yang ingin disampaikan penata lewat gerak tari.Karya tari ini ditarikan oleh enam orang penari yang terdiri dari dua penari putri dan empat penari putra. Enam penari ini menggambarkan dan mengimitasi penyandang tuna daksa dengan menggunakan kursi ora dan kruk sebagai properti. Penggunaan kedua properti ini dimaksudkan untuk memperjelas tema yang ada, karena kedua properti ini merupakan alat yang memang digunakan penyandang catat fisik atau tuna daksa.
format Tugas Akhir
author SETYAWATI, Doziana
author_facet SETYAWATI, Doziana
author_sort SETYAWATI, Doziana
title Without
title_short Without
title_full Without
title_fullStr Without
title_full_unstemmed Without
title_sort without
publisher FSP ISI Yogyakarta
publishDate 2011
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=27612
_version_ 1741199476873232384