Perancangan Kemasan Makanan Khas Daerah Istimewa Yogyakarta

Kemasan Tradisional di Indonesia memiliki banyak bentuk dan kegunaan, masing-masing mempunyai fungsi dan makna yang beragam.Desain yang sangat beragam ini tidak lepas dari budaya yang menyertainya. Produk bahan makanan dan makanan olahan seperti penganan basah, makanan kering, dodol, aneka kripik, s...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PUTRO, R. Tosan Tri
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published:
Subjects:
TES
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=27656
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Kemasan Tradisional di Indonesia memiliki banyak bentuk dan kegunaan, masing-masing mempunyai fungsi dan makna yang beragam.Desain yang sangat beragam ini tidak lepas dari budaya yang menyertainya. Produk bahan makanan dan makanan olahan seperti penganan basah, makanan kering, dodol, aneka kripik, selai, ikan kering, kerupuk hingga kopi bubuk, gula merah dan masih banyak lagi. Semakin banyak industri besar dan rumah tangga namun tidak memperhatikan faktor pengemasan. Kemasan untuk bahan makanan dan makanan olahan produsen industri kecil saat ini dikemas dengan menggunakan material kertas, dus, plastik. Masih sangat jarang mereka memanfaatkan bahan lokal untuk mengemas komoditas yang mereka punyai. Ada beberapa kemasan makanan yang dikemas dengan bambu, daun kering, gerabah, kayu, namun sepertinya hal ini belum dirancang secara serius dan masih berfungsi sebagai wadah dan pembungkus saja dengan pertimbangan distribusi, belum mempertimbangakan peningkatan penjualan, peningkatan citra, identitas daerah pengahasil komoditas tersebut, bahkan belum memikirkan persoalan ramah lingkungan seperti misalnya recycle, reduce dan reuse.Dalam penciptaaan seni ini penulis merancang kemasan makanan khas tradisional yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta , baik untuk bahan makanan, penganan, yang mempunyai ciri khas suatu daerah yang dihasilkan oleh industri kecil dan menengah dengan mempertimbangakn aspek, diantaranya efektifitas komunikasi visual, persoalan ramah lingkungan, informasi produk dari sisi pembalajaran kepada masyarakat tentang produk tersebut, pemberdayaan potensi budaya, bahan baku kemasan di sekitar industri dan peningkatan nilai jual. Bentuk makanan dan bentuk kemasan akan dieksplorasi lebih jauh, tidak hanya merespon bentuk-bentuk makanan yang sudah ada, teknologi pengemasan yang sudah ada tetapi jauh dari pengolahan makanan semapi pada bentuk bahan kemasannya. Nilai estetika pencitraan yang akan ditekankan.