Pelita Senja
Pelita Senja merupakan judul karya tari ini. Pelita Senja menceritakan tentang kehidupan nyata seorang wanita tua yang hidup tanpa adanya seorang pendamping hingga hari tuanya. Berawal dari sebuah rasa ketakutan penata dengan asumsi negatif dari istilah perawan tua. Melal...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2014
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=28960 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pelita Senja merupakan judul karya tari ini. Pelita Senja menceritakan tentang kehidupan nyata seorang wanita tua yang hidup tanpa adanya seorang pendamping hingga hari tuanya. Berawal dari sebuah rasa ketakutan penata dengan asumsi negatif dari istilah perawan tua. Melalui pengalaman empiris dari salah satu keluarga penata yaitu sosok seorang budhe bernama Sri Wahyani yang belum menikah hingga saati ini ia berusia lebih dari 50 tahun dan tidak secara langsung istilah perawan tua melekat pada dirinya. Berbagai alasan seseorang tidak menikahan dalam hidupnya, bukan karena wanita itu tidak laku. Alasan nyata yang dapat penata peroleh dari budhe adalah sebuahketulusan dan pengabdian terhadap seorang lelaki yang sangat disayanginya, hingga laki-laki itu meninggal disaat mereka merencanakan suatu pernikahan. Judul karya tari ini terdiri dari 2 suku kata yaitu pelita dan senja, Pelita memiliki arti cahaya atau kekasih, senja memiliki arti tua. Pelita senja berarti penerang cahaya yang memberi kehangatan untuk orang terkasih hingga waktu tuanya. Karya tari Pelita senja ditarikan oleh tujuh orang penari yang berjenis kelamin perempuan. Dengan metode penciptaan melalui eksplorasi, improvisasi, dan komposisi karya tari Pelita Senja terdiri dari 5 adegan. Adegan I berisi tentang kehidupan penata ketika tinggal bersama budhe, adegan II merupakan visualisasi dari pekerjaan budhe yaitu seorang guru sekolah dasar. Adegan III, penggambaran dari mimpi-mimpi budhe, adegan IV simbolisasi dari gunjingan dan rasa malu. Adegan V simbolisasi dari ketegaran dan kekuatan seorang budhe. |
---|