Pengelolaan Festival Kesenian Yogyakarta (1989-2014)Tinjauan Aspek Kepemimpinan Transformasional Dan Transaksional
Festival Kesenian Yogyakarta sebagai salah satu atraksi wisata di Yogyakarta harus selalu dikembangkan agar pelaksanaan setiap tahunya selalu bertambah lebih baik, untuk membuat acara tahunan tersebut menjadi sebuah event pariwisata yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan baik lokal maupun nasional...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Program Pascasarjana ISI Yk
2015
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29595 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Festival Kesenian Yogyakarta sebagai salah satu atraksi wisata di Yogyakarta harus selalu dikembangkan agar pelaksanaan setiap tahunya selalu bertambah lebih baik, untuk membuat acara tahunan tersebut menjadi sebuah event pariwisata yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan baik lokal maupun nasional dan internasional maka dibutuhkan kerjasama beberapa pihak baik itu pemerinah maupun swasta. Agar Festival Kesenian Yogyakarta selalu bertambah lebih baik tentunya tidak lepas dari keberadaan Dinas Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyelenggara dan juga para seniman yang ditunjuk untuk menjadi ketua umum sebagai pelaksana atau pengelolaan Festival Kesenian Yogyakarta. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh para ketua umum sangat berpengaruh terhadap pengelolaan Festival Kesenian Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepemimpinani antara ketua seniman akademik (dosen) dan non akademik (bukan dosen), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan Transformasional dan gaya kepemimpinan Transaksional atau keduanya di dalam pengelolaan program Festival Kesenian Yogyakarta. Informen yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 15 (lima belas) orang, yang terdiri dari 5 (lima) orang mantan ketua umum Festival Kesenian Yogyakarta sebagai informan primer dan 10 (sepuluh) orang para panitia yang menjadi bawahan sebagai informan sekunder. Metode pungumpulan data pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menemukan model gaya kepemimpinan yang dapat digunakan dalam pengelolaan Festival Kesenian Yogyakarta. Yang pada akhirnya hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi Dinas Kebudayaan Propinsi DIY untuk menunjuk ketua umum Festival Kesenian Yogyakarta dan bagi para pengelola festival-festival seni atau yang semacamnya. |
---|