Penciptaan Skenario Film "UDA" Terinspirasi dari Tradisi Merantau Dalam Budaya Minangkabau

Penciptaan skenario film UDA bertujuan untuk (1) Memperkenalkan dan memberikan sisi lain dari merantau kepada masyarakat luas dalam kehidupan sosial dan budaya, khususnya budaya Minangkabau dalam bentuk karya audio visual (film) yang lebih kekinian, tanpa mengesampingkan karya sastra seperti novel /...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Alif Rahmadanil
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2015
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29745
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Penciptaan skenario film UDA bertujuan untuk (1) Memperkenalkan dan memberikan sisi lain dari merantau kepada masyarakat luas dalam kehidupan sosial dan budaya, khususnya budaya Minangkabau dalam bentuk karya audio visual (film) yang lebih kekinian, tanpa mengesampingkan karya sastra seperti novel / cerpen yang lebih dulu memberi gambaran merantau, (2) Menambah khazanah bentuk dan kekayaan film Indonesia. Penciptaan ini menggunakan teori reproduksi kebudayaan dan studi kultural yang dipadukan dengan teori dinamika budaya yang diperkenalkan oleh Pitirim Sorokin dan teori migrasi oleh Everett S. Lee. Karya skenario tercipta dengan menggunakan metode penciptaan karya fiksi diperkenalkan oleh Ashadi Siregar dengan menggabungkan dunia objektif (kehidupan sebagai pengalaman empiris dan intelektual) dan dunia psikis (kreativitas pengkarya). Merantau merupakan sebuah tradisi Minangkabau yang diperuntukkan kepada pemuda (laki-laki) untuk pergi meninggalkan kampung demi mencari penghidupan, nama baik keluarga, dan masa depan yang baik di negeri orang. Individu atau kelompok yang pindah dari satu lingkungan budaya ke lingkungan budaya yang lain tentu mengalami proses sosial budaya yang dapat mempengaruhi mode adaptasi dan pembentukan identitasnya, sehingga muncul reproduksi kebudayaan, sebuah pemahaman tentang proses reproduksi kultural yang menyangkut bagaimana “kebudayaan asal” direpresentasikan dalam lingkungan baru. Hal ini tentu saja akan menimbulkan gesekan, gejolak, konflik batin bagi para perantau. Penciptaan skenario film ini merupakan penggambaran konflik yang dirasakan oleh para perantau Minangkabau, dan disajikan secara bersegment atau omnibus