Fenomena Konflik Etnis di Kalimantan Barat Sebagai Inspirasi Penciptaan Naskah Drama "Junjung Sumpah"

Junjung Sumpah menjunjung adat, bumi di pijak adat di junjung, mana kala kita sedarah, saling menjaga ke akhir hayat. Putri Vati merintih, suaminya mati dibunuh warga, dua anaknya menangis minta susu, Kakek Suci dan siluman kera murka mengutuk Vati dan memisahkan kedua buah hatinya. Bertahun lewat,...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Muhammad Dhafi Yunan
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2015
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29749
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Junjung Sumpah menjunjung adat, bumi di pijak adat di junjung, mana kala kita sedarah, saling menjaga ke akhir hayat. Putri Vati merintih, suaminya mati dibunuh warga, dua anaknya menangis minta susu, Kakek Suci dan siluman kera murka mengutuk Vati dan memisahkan kedua buah hatinya. Bertahun lewat, Kaha dan Kanu tumbuh dewasa, tak saling mengenal akan saudara, berbeda suku juga budaya maka terjadilah perang saudara. Tumpukan-tumpukan konflik, serta berbagai macam intrik di dalam cerita coba dihadirkan, agar mampu merangsang daya imaji pembaca untuk masuk ke dalam dimensi ruang peristiwa Junjung Sumpah. Karya ini merupakan sebuah bentuk protes terhadap fenomena konflik etnis 1997-1999 di Kalimantan Barat, peristiwa yang masih membekas sampai sekarang di hati seluruh masyarakat. Bangsa ini masih belum seutuhnya meresapi arti dari kata “Bhineka Tunggal Ika”, jika di setiap penjuru negeri masih ada konflik perang saudara