Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya

Kraton Yogyakarta juga diartikan sebagai tempat penguasa mendapatkan wewenang memerintah kerajaan berdasarkan Wahyu Tuhan, yaitu wahyuning ratu. Kraton Kasultanan Yogyakarta selain sebagai yang dipertuan pemangku tahta adat atau kepala keraton juga memiliki kedudukan yang khusus dalam bidang pemerin...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Bayu Febri Hermawan
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Fakultas Seni Rupa ISI 2015
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29995
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-29995
record_format oai_dc
spelling isilib-299952016-08-22T12:22:00Z Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya Bayu Febri Hermawan wahyuning ratu Kraton Yogyakarta simbol Ornamen Ukiran pendekatan semiotika Bangsal Pancaniti Sultan Hamengku Buwono X tahta Visual Fakultas Seni Rupa ISI 2015 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29995 KL/Her/o/2015 Kraton Yogyakarta juga diartikan sebagai tempat penguasa mendapatkan wewenang memerintah kerajaan berdasarkan Wahyu Tuhan, yaitu wahyuning ratu. Kraton Kasultanan Yogyakarta selain sebagai yang dipertuan pemangku tahta adat atau kepala keraton juga memiliki kedudukan yang khusus dalam bidang pemerintahan sebagai bentuk keistimewaan daerah Yogyakarta. Dari permulaan DIY berdiri (de facto 1946 dan de yure 1950) sampai tahun 1988 Sultan Yogyakarta secara otomatis diangkat sebagai Gubernur/Kepala Daerah Istimewa yang tidak terikat dengan ketentuan masa jabatan, syarat, dan cara pengangkatan Gubernur/Kepala Daerah lainnya (UU 22/1948; UU 1/1957; Pen Pres 6/1959; UU 18/1965; UU 5/1974). Antara 1988-1998 Gubernur/Kepala Daerah Istimewa dijabat oleh Wakil Gubernur/Wakil Kepala Daerah Istimewa yang juga Penguasa Paku Alaman. Setelah 1999 keturunan Sultan Yogyakarta tersebut yang memenuhi syarat mendapat prioritas untuk diangkat menjadi Gubernur/Kepala Daerah Istimewa (UU 22/1999; UU 32/2004). Saat ini yang menjadi Yang Dipertuan Pemangku Tahta adalah Sultan Hamengku Buwono X. (Chamamah Soeratno,2004:67). Kemudian Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya yang mengandung nilai-nilai yang berfugsi sebagai tata cara yang mengatur pelaksanaan kewajiban dan penggunaan hak seseorang di dalam suatu ikatan masyarakat. Pendalaman serta kesimpulan dari penelitian agar hasil yang diperoleh dari peneitian maksimal tentu saja memerlukan metode, karena dalam penguraian segi bentuk memerlukan teori khusus, tentang bentuk visual yang diterapkan pada Bangsal Pancaniti di Kraton Yogyakarta, karena ornamen-ornamen tersebut yang tidak lazim digunakan pada bangunan-bangunan biasa. Dalam pengambilan data dokumentasi wawancara dengan RM. Nordi Pakuningrat di Pendapa Pakuningratan, sedangkan untuk pendekatan estetika menggunakan teori Feldman Edmun Burke dan Kris Budiman serta P. Coble dan L janz untuk pendekatan semiotika. Dengan kata lain, ornamentasi pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta dipandang sebagai salah satu cara pemuasan akan keindahan yang keberadaannya. Kenyataaan ini dapat dilihat melalui ditempatkannya ornamen sebagai hiasan berupa ukiran berbentuk simbol, digunakan sebagai sarana komunikasi atau penyampaian pesan kepada manusia Yogyakarta vii, 61 hlm,; ilus.: lamp.: 30 cm S1/KL http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic wahyuning ratu
Kraton Yogyakarta
simbol
Ornamen
Ukiran
pendekatan semiotika
Bangsal Pancaniti
Sultan Hamengku Buwono X
tahta
Visual
S1/KL
spellingShingle wahyuning ratu
Kraton Yogyakarta
simbol
Ornamen
Ukiran
pendekatan semiotika
Bangsal Pancaniti
Sultan Hamengku Buwono X
tahta
Visual
S1/KL
Bayu Febri Hermawan
Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
description Kraton Yogyakarta juga diartikan sebagai tempat penguasa mendapatkan wewenang memerintah kerajaan berdasarkan Wahyu Tuhan, yaitu wahyuning ratu. Kraton Kasultanan Yogyakarta selain sebagai yang dipertuan pemangku tahta adat atau kepala keraton juga memiliki kedudukan yang khusus dalam bidang pemerintahan sebagai bentuk keistimewaan daerah Yogyakarta. Dari permulaan DIY berdiri (de facto 1946 dan de yure 1950) sampai tahun 1988 Sultan Yogyakarta secara otomatis diangkat sebagai Gubernur/Kepala Daerah Istimewa yang tidak terikat dengan ketentuan masa jabatan, syarat, dan cara pengangkatan Gubernur/Kepala Daerah lainnya (UU 22/1948; UU 1/1957; Pen Pres 6/1959; UU 18/1965; UU 5/1974). Antara 1988-1998 Gubernur/Kepala Daerah Istimewa dijabat oleh Wakil Gubernur/Wakil Kepala Daerah Istimewa yang juga Penguasa Paku Alaman. Setelah 1999 keturunan Sultan Yogyakarta tersebut yang memenuhi syarat mendapat prioritas untuk diangkat menjadi Gubernur/Kepala Daerah Istimewa (UU 22/1999; UU 32/2004). Saat ini yang menjadi Yang Dipertuan Pemangku Tahta adalah Sultan Hamengku Buwono X. (Chamamah Soeratno,2004:67). Kemudian Kraton Yogyakarta sebagai pusat budaya yang mengandung nilai-nilai yang berfugsi sebagai tata cara yang mengatur pelaksanaan kewajiban dan penggunaan hak seseorang di dalam suatu ikatan masyarakat. Pendalaman serta kesimpulan dari penelitian agar hasil yang diperoleh dari peneitian maksimal tentu saja memerlukan metode, karena dalam penguraian segi bentuk memerlukan teori khusus, tentang bentuk visual yang diterapkan pada Bangsal Pancaniti di Kraton Yogyakarta, karena ornamen-ornamen tersebut yang tidak lazim digunakan pada bangunan-bangunan biasa. Dalam pengambilan data dokumentasi wawancara dengan RM. Nordi Pakuningrat di Pendapa Pakuningratan, sedangkan untuk pendekatan estetika menggunakan teori Feldman Edmun Burke dan Kris Budiman serta P. Coble dan L janz untuk pendekatan semiotika. Dengan kata lain, ornamentasi pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta dipandang sebagai salah satu cara pemuasan akan keindahan yang keberadaannya. Kenyataaan ini dapat dilihat melalui ditempatkannya ornamen sebagai hiasan berupa ukiran berbentuk simbol, digunakan sebagai sarana komunikasi atau penyampaian pesan kepada manusia
format Tugas Akhir
author Bayu Febri Hermawan
author_facet Bayu Febri Hermawan
author_sort Bayu Febri Hermawan
title Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
title_short Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
title_full Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
title_fullStr Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
title_full_unstemmed Ornamentasi Pada Bangsal Pancaniti Di Kraton Yogyakarta Bentuk Dan Penerapanya
title_sort ornamentasi pada bangsal pancaniti di kraton yogyakarta bentuk dan penerapanya
publisher Fakultas Seni Rupa ISI
publishDate 2015
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29995
_version_ 1741199752575320064