Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam
Tradisi Mantu Poci merupakan tradisi yang sangat unik, karena tradisi ini adalah tradisi menggelar pesta pernikahan antara sepasang poci. Tradisi ini digelar oleh pasangan suami - istri yang tidak mempunyai keturunan. Tradisi Mantu Poci mempunyai makna tentang sebuah do’a pengharapan keturunan. Do’a...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Fakultas Seni Rupa ISI
2015
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29997 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-29997 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-299972016-08-22T12:43:58Z Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam Much. Tahpur Karya seni Mantu Poci pengecoran tradisi ukir logam kenteng teknik pengelasan pasangan suami - istri keturunan kriya logam Fakultas Seni Rupa ISI 2015 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29997 KL/Tah/t/2015 Tradisi Mantu Poci merupakan tradisi yang sangat unik, karena tradisi ini adalah tradisi menggelar pesta pernikahan antara sepasang poci. Tradisi ini digelar oleh pasangan suami - istri yang tidak mempunyai keturunan. Tradisi Mantu Poci mempunyai makna tentang sebuah do’a pengharapan keturunan. Do’a tersebut diwujudkan dengan cara mengadakan sebuah prosesi pernikahan dan mengundang masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi tradisi ini mengalami sebuah kemunduran.Dalam penciptaan karya seni ini, tradisi Mantu Poci ini diangkat sebagai ide penciptaan. Tujuannya adalah untuk melestarikan dan menjaga tradisi yang terancam hilang. Penciptaan karya seni merupakan sebuah respon seniman atas kondisi lingkungan sekitar. Proses penciptaan karya seni sebagai media ekspresi dan penyampaian pesan atas respon terhadap lingkungan diwujudkan melalui beberapa tahapan. Sp. Gustami menyatakan bahwa penciptaan karya seni kriya melalui tiga tahapan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses penciptaan seni kriya sebagai respon atas kondisi lingkungan, diperlukan sebuah penghayatan secara mendalam. Pada proses penghayatan digunakan sebuah sudut pandang yaitu sudut pandang strukturalisme milik Levi Strauss. Penciptaan karya seni kriya logam ini menggunakan teknik pengelasan, kenteng, ukir logam, dan pengecoran. Karya seni kriya logam tugas akhir ini merupakan penyampaian sebuah makna tentang makna tradisi mantu poci dan juga kondisinya di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi. Karya seni kriya logam ini berbentuk sepasang poci yang diwujudkan seperti manusia. Makna yang disampaikan dalam karya seni kriya logam ini memiliki keterkaitan dengan makn tradisi mantu poci. Yogyakarta xv, 132 hlm.: ilus.; lamp.; 30 cm S1/KL http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Karya seni Mantu Poci pengecoran tradisi ukir logam kenteng teknik pengelasan pasangan suami - istri keturunan kriya logam S1/KL |
spellingShingle |
Karya seni Mantu Poci pengecoran tradisi ukir logam kenteng teknik pengelasan pasangan suami - istri keturunan kriya logam S1/KL Much. Tahpur Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
description |
Tradisi Mantu Poci merupakan tradisi yang sangat unik, karena tradisi ini adalah tradisi menggelar pesta pernikahan antara sepasang poci. Tradisi ini digelar oleh pasangan suami - istri yang tidak mempunyai keturunan. Tradisi Mantu Poci mempunyai makna tentang sebuah do’a pengharapan keturunan. Do’a tersebut diwujudkan dengan cara mengadakan sebuah prosesi pernikahan dan mengundang masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi tradisi ini mengalami sebuah kemunduran.Dalam penciptaan karya seni ini, tradisi Mantu Poci ini diangkat sebagai ide penciptaan. Tujuannya adalah untuk melestarikan dan menjaga tradisi yang terancam hilang. Penciptaan karya seni merupakan sebuah respon seniman atas kondisi lingkungan sekitar. Proses penciptaan karya seni sebagai media ekspresi dan penyampaian pesan atas respon terhadap lingkungan diwujudkan melalui beberapa tahapan. Sp. Gustami menyatakan bahwa penciptaan karya seni kriya melalui tiga tahapan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Proses penciptaan seni kriya sebagai respon atas kondisi lingkungan, diperlukan sebuah penghayatan secara mendalam. Pada proses penghayatan digunakan sebuah sudut pandang yaitu sudut pandang strukturalisme milik Levi Strauss. Penciptaan karya seni kriya logam ini menggunakan teknik pengelasan, kenteng, ukir logam, dan pengecoran. Karya seni kriya logam tugas akhir ini merupakan penyampaian sebuah makna tentang makna tradisi mantu poci dan juga kondisinya di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi. Karya seni kriya logam ini berbentuk sepasang poci yang diwujudkan seperti manusia. Makna yang disampaikan dalam karya seni kriya logam ini memiliki keterkaitan dengan makn tradisi mantu poci. |
format |
Tugas Akhir |
author |
Much. Tahpur |
author_facet |
Much. Tahpur |
author_sort |
Much. Tahpur |
title |
Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
title_short |
Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
title_full |
Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
title_fullStr |
Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
title_full_unstemmed |
Tradisi Mantu Poci Di Tegal Sebagai Inspirasi Ekspresi Estetis Karya Seni Kriya Logam |
title_sort |
tradisi mantu poci di tegal sebagai inspirasi ekspresi estetis karya seni kriya logam |
publisher |
Fakultas Seni Rupa ISI |
publishDate |
2015 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=29997 |
_version_ |
1741199752958050304 |