Janmastami

Karya tari Janmastami adalah karya tari yang terinspirasi dari ketertarikan penata terhadap upacara otonon di Bali. Manusia yang lahir di hari tertentu, wuku tertentu, atau wewaran tertentu, diyakini memiliki dua karakter yang lebih dominan yaitu karakter keras dan karakter lembut. Masing-masing dar...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SUMIASIH, Kadek
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2014
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=30106
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-30106
record_format oai_dc
spelling isilib-301062016-08-30T08:47:59Z Janmastami SUMIASIH, Kadek Bali ceng-ceng karya tari kendang tradisi Suling Wuku Landep kempul genta Janmastami gong reog penari putri gangsa wewaran jublag wuku kakebyaran FSP ISI Yogyakarta 2014 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=30106 ST.PCT/Sum/j/2014 Karya tari Janmastami adalah karya tari yang terinspirasi dari ketertarikan penata terhadap upacara otonon di Bali. Manusia yang lahir di hari tertentu, wuku tertentu, atau wewaran tertentu, diyakini memiliki dua karakter yang lebih dominan yaitu karakter keras dan karakter lembut. Masing-masing dari kelahiran tersebut diyakini juga mendapat pengaruh karakter Dewa tertentu dalam mitologi Hindu. Sebagai contoh, seseorang yang lahir pada hari Rabu (budha), wewaran paing, wuku landep, mendapat pengaruh Dewa Mahadewa. Diyakini juga bahwa setiap Dewa memiliki keunikan masing-masing, namun kembali kepada konsep rwa bhineda bahwa setiap manusia memiliki dua karakter yang berbeda namun saling berkaitan. Untuk mengantisipasi unsur negatif yang mempengaruhi dapat dinetralisir dengan upacara otonan. Upacara otonan divisualisasikan melalui simbolisasi benang tebus dan beras tepung tawar. Elemen-elemen dasar dari upacara otonan di atas, dicoba diekspresikan pada karya Janmastami dalam bentuk karya tari kelompok dengan tujuh penari putri sebagai penari inti dan satu penari putra sebagai figur Dewa. Untuk memvisualisasikan seluruh konsep ini digunakan beberapa gerakan motif tari Bali antara lain melincer, ngilo, gelatik nuutpapah. Motif-motif tersebut dikembangkan dan dikreasikan menjadi motif-motif baru sesuai kebutuhan karya. Berkaitan dengan gerak yang digunakan maka, alat musik yang digunakan adalah instrumen gamelan Bali yakni gong, kempul, suling, ceng-ceng,kendang, jublag, gangsa, reong, dan genta, untuk memainkan pola-pola gending kakebyaran Bali. Melalui karya tari ini diharapkan bagi seluruh penikmat seni dapat lebih mengenal satu adat yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali, khususnya ritual upacara otonan, yang diselenggarakan setiap enam bulan kalender Bali atau setiap dua ratus sepuluh hari. Kata Kunci: Janmastami, Wuku Yogyakarta xvi, 119 hlm.: ilus.; lamp.; 30 cm S1/ST.PCT http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Bali
ceng-ceng
karya tari
kendang
tradisi
Suling
Wuku Landep
kempul
genta
Janmastami
gong
reog
penari putri
gangsa
wewaran
jublag
wuku
kakebyaran
S1/ST.PCT
spellingShingle Bali
ceng-ceng
karya tari
kendang
tradisi
Suling
Wuku Landep
kempul
genta
Janmastami
gong
reog
penari putri
gangsa
wewaran
jublag
wuku
kakebyaran
S1/ST.PCT
SUMIASIH, Kadek
Janmastami
description Karya tari Janmastami adalah karya tari yang terinspirasi dari ketertarikan penata terhadap upacara otonon di Bali. Manusia yang lahir di hari tertentu, wuku tertentu, atau wewaran tertentu, diyakini memiliki dua karakter yang lebih dominan yaitu karakter keras dan karakter lembut. Masing-masing dari kelahiran tersebut diyakini juga mendapat pengaruh karakter Dewa tertentu dalam mitologi Hindu. Sebagai contoh, seseorang yang lahir pada hari Rabu (budha), wewaran paing, wuku landep, mendapat pengaruh Dewa Mahadewa. Diyakini juga bahwa setiap Dewa memiliki keunikan masing-masing, namun kembali kepada konsep rwa bhineda bahwa setiap manusia memiliki dua karakter yang berbeda namun saling berkaitan. Untuk mengantisipasi unsur negatif yang mempengaruhi dapat dinetralisir dengan upacara otonan. Upacara otonan divisualisasikan melalui simbolisasi benang tebus dan beras tepung tawar. Elemen-elemen dasar dari upacara otonan di atas, dicoba diekspresikan pada karya Janmastami dalam bentuk karya tari kelompok dengan tujuh penari putri sebagai penari inti dan satu penari putra sebagai figur Dewa. Untuk memvisualisasikan seluruh konsep ini digunakan beberapa gerakan motif tari Bali antara lain melincer, ngilo, gelatik nuutpapah. Motif-motif tersebut dikembangkan dan dikreasikan menjadi motif-motif baru sesuai kebutuhan karya. Berkaitan dengan gerak yang digunakan maka, alat musik yang digunakan adalah instrumen gamelan Bali yakni gong, kempul, suling, ceng-ceng,kendang, jublag, gangsa, reong, dan genta, untuk memainkan pola-pola gending kakebyaran Bali. Melalui karya tari ini diharapkan bagi seluruh penikmat seni dapat lebih mengenal satu adat yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali, khususnya ritual upacara otonan, yang diselenggarakan setiap enam bulan kalender Bali atau setiap dua ratus sepuluh hari. Kata Kunci: Janmastami, Wuku
format Tugas Akhir
author SUMIASIH, Kadek
author_facet SUMIASIH, Kadek
author_sort SUMIASIH, Kadek
title Janmastami
title_short Janmastami
title_full Janmastami
title_fullStr Janmastami
title_full_unstemmed Janmastami
title_sort janmastami
publisher FSP ISI Yogyakarta
publishDate 2014
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=30106
_version_ 1741199773993533440