Nduk Berenei

Karya tari ini dibentuk karena pengalaman penata mendengar cerita nenek tentang upacara taber yang ada di desa Tempilang ketika ingin melakukan tolak bala.Cerita itu menggugah keinginan penata untuk mencari pengetahuan tentang ritual itu. Keingintahuan penata tentang ritual itu mendorong penata untu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: AGUSTIANA, Dea
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2016
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=33431
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Karya tari ini dibentuk karena pengalaman penata mendengar cerita nenek tentang upacara taber yang ada di desa Tempilang ketika ingin melakukan tolak bala.Cerita itu menggugah keinginan penata untuk mencari pengetahuan tentang ritual itu. Keingintahuan penata tentang ritual itu mendorong penata untuk mengupas lebih dalam mengenai sejarah ritual tolak bala/bahaya itu. Sehingga ditransformasikan ke dalam sebuah karya tari yang diberi judul Nduk Berenei. Karya tari berjudul Nduk Berenei diambil dari bahasa Tempilang yang berarti wanita pemberani. Nduk Berenei dijadikan judul karya tari kelompok dalam bentuk cara ungkap tipe studi dan dramatik (penonton dapat ikut dalam emosi penari). Garapan ini mengangkat tentang tragedi kehancuran desa Tempilang Kabupaten Bangka Barat. Adapun tema yang diusung adalah kekuatan dan keberanian wanita pesisir dalam membangun desanya kembali. Berawal dari kekuatan dan keberanian tersebut penata mengkomposisikan gerak berdasarkan rangsang kinestetik dengan medium motif ngebes kepak dan motif neritek tarikedidi, serta motif serimbang dari tari serimbang. Gerak-gerak itu dieksplor penata menjadi satu kesatuan gerak yang sesuai dengan acuan karya ini yaitu wanita pesisir yang ada di desa Tempilang. Gerak-gerak yang dikembangkandandikomposisikansesuaidengankonsepsertaterdapatunsurdramatik yang dapatmenguatkanekspresi yang ingindimunculkan. Ekspresi penari yang tajam dimunculkan dalam konflikkemarahan Mak Miak denganparaperompak karena kematian masyarakat Tempilang serta dituangkandalam gerak untuk menguatkan unsur dramatik. Karya ini ditarikan oleh 8 orang penari yang menggunakan kostum perpaduan warna merah, hitam, dan kuning. Penari mengekspresikan kekuatan dan keberanian wanita pesisir diiringi oleh pengembangan musik tari serimbang dan tari kedidi, serta penata memasukkan mantra pembuka ritual ngancak ke dalam karya ini untuk menambah suasana sakral.