Kaawakan Ulun
Koreografi Kaawakan Ulun menceritakan tentang pengalaman penata yang kembali dan menemukan kenyamanan dalam bergerak, menari serta kebudayaan penata dengan melihat tradisi dari daerah penata. Kata Kaawakan Ulun, berasal dari kata dasar Awak dan Ulun, kedua kata tersebut diambil dari bahasa daerah su...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Prodi Seni Tari Jurusan Tari FSP ISI Yogyakarta
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=33568 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Koreografi Kaawakan Ulun menceritakan tentang pengalaman penata yang kembali dan menemukan kenyamanan dalam bergerak, menari serta kebudayaan penata dengan melihat tradisi dari daerah penata. Kata Kaawakan Ulun, berasal dari kata dasar Awak dan Ulun, kedua kata tersebut diambil dari bahasa daerah suku Banjar, salah satu suku yang ada di Kalimantan Selatan. Koreografi Kaawakan Ulun, hadir dalam bentuk koreografi kelompok, yang menggambarkan atau menceritakan pengalaman penata yang tidak tahu akan tari tradisional dari daerah penata sendiri. Seiring berjalannya waktu, penata mulai merasa malu karena tidak mengetahui tari tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Penata mulai mencari tahu dan mempelajari tari tradisional Kalimantan Timur, melalui temanteman yang ada di sekitarnya yang berasal dan memiliki kebudayaan yang sama dengan penata. Sehingga akhirnya penata sadar, bahwa tari tradisional sangatlah istimewa dan indah, sehingga munculah ide untuk menggarap unsur budaya tradisional dengan ketubuhan yang penata miliki, untuk dikolaborasikan hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan indah. Koreografi Kaawakan Ulun ini, penata masukan beberapa unsur budaya yang ada di Kalimantan Timur, yaitu unsur budaya Pedalaman atau Dayak dan unsur budaya Pesisir atau Melayu Kutai. Koreografi ini di dalamnya juga hadir permainan Flag Marching Band sebagai salah satu properti tari. Musik pengiring koreografi ini juga mengikuti kedua unsur budaya tersebut. Sumber suara pada musik pengiring ini tidak hanya bersumber dari alat musik tradisional dan musik digital yang diciptakan melalui program komputer saja, namun juga bersumber dari suara vokal seperti senandung, agar suasana khas dari Kalimantan Timur tambah terasa. |
---|