Gending Sandyagita Karya I Wayan Senen Tinjauan Bentuk dan Fungsi

Umat Hindu Bali tetap menerapkan prosesi upacara mereka di Yogyakarta seperti apa yang sudah mereka jalankan sejak masih tinggal di Bali. Menyajikan gending dengan gita secara bersamaan namun tidak terkait satu sama lain. Hal ini dirasa tidak cocok dengan umat Hindu Yogyakarta yang juga mengikuti pr...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: WULANDARI, Putri
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2017
Subjects:
EG.
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=33838
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Umat Hindu Bali tetap menerapkan prosesi upacara mereka di Yogyakarta seperti apa yang sudah mereka jalankan sejak masih tinggal di Bali. Menyajikan gending dengan gita secara bersamaan namun tidak terkait satu sama lain. Hal ini dirasa tidak cocok dengan umat Hindu Yogyakarta yang juga mengikuti prosesi upacara, karena umat Hindu Jawa sudah terbiasa menyajikan atau mendengar gending dengan tembang yang menjadi satu kesatuan. Fenomena ini I Wayan Senen pada akhirnya menciptakan gending sandyagita. Hal ini dirasa Senen perlu dilakukan agar umat Hindu Yogyakarta tidak merasa terganggu dengan penyajian gending dan gita yang dipersembahkan oleh umat Hindu Bali. Terdapat pula gending sandyagita karya Senen yang sengaja diciptakan karena sebuah permintaan dari penyelenggara Festival Seni Sakral. Pada acara tersebut sangat diperhatikan nilai estetikanya. Interaksi sosial Senen dengan masyarakat Yogyakarta pun menjadi salah satu alasan dalam penciptaan gending sandyagita ini. Hal-hal yang telah disebutkan diatas merupakan beberapa faktor eksternal terciptanya gending sandyagita karya Senen. Terdapat faktor lainnya dalam penciptaan karya Senen ini. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor internal berupa keinginan berprestasi, ingin menyumbang hasil karya untuk masyarakat Yogyakarta, dan ingin mengadopsi cara penciptaan idolanya yaitu Wayan Beratha. Gending sandyagita karya Senen ini pada akhirnya memiliki beberapa fungsi di Yogyakarta. Beberapa yang sudah disebutkan, yaitu sebagai sarana ritual umat Hindu di Yogyakarta. Disajikan sebagai presentasi estetis yang dapat diperhatikan nilai keindahannya, dan juga sebagai sarana hiburan pribadi bagi penikmat musik ataupun bagi sang penciptanya sendiri yang melahirkan suatu kepuasan dalam mencipta. Setelah melakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnomusikologis, ditemukan perpaduan antara karawitan Bali dan karawitan Jawa dalam gending sandyagita karya Senen. Senen menggunakan karawitan Jawa sebagai salah satu sumber perancangan penggarapan gending sandyagita ini. Karawitan Jawa tersebut yaitu terdiri dari bentuk gending sampak, melodi vokal macapat pangkur, melodi pokok vokal panjang ilang, dan pola tabuhan gamelan sekaten. Melodi vokal yang diadopsi dari karawitan Jawa, selanjutnya dibuatkan lirik baru yang berasal dari mantram-mantram kitab Weda. Kata kunci : gending sandyagita, I Wayan Senen, sumber perancangan, fungsi kontekstual.