Makna Ratok Ilau Pada Pertunjukan Bailau di Masyarakat Kampai Tabu Karambia Kota Solok Sumatra Barat

Ratok ilau adalah ratapan yang mengkisahkan meninggalnya seorang anak di rantau, dimana ratok ini dilakukan dalam ritual bailau. Sekitar tahun 1940an ritual ini sudah tidak diselenggarakan lagi karena bertentangan dengan akidah islam. Dimulai tahun 1980an ritual direkontruksi menjadi pertunjukan. Ra...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: MALIK, Cameron
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=33993
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Ratok ilau adalah ratapan yang mengkisahkan meninggalnya seorang anak di rantau, dimana ratok ini dilakukan dalam ritual bailau. Sekitar tahun 1940an ritual ini sudah tidak diselenggarakan lagi karena bertentangan dengan akidah islam. Dimulai tahun 1980an ritual direkontruksi menjadi pertunjukan. Ratok ilau berisi keluh kesah yang dialami ibu karena anaknya meninggal di rantau dan tidak bisa dikebumikan di kampung halaman. Ratok ilau dijadikan sebagai media untuk membangkitkan kembali ingatan dan harapan-harapan ibu terhadap anaknya. Tujuan penelitian ini adalah menelusuri makna ratok ilau untuk mengungkap persoalan budaya yang hadir di dalamnya. Persoalan-persoalan budaya tersebut dihadirkan di dalam teks-teks dari ratok ilau, seperti konflik-konflik, kepasrahan, status dan posisi ibu dalam konteks budaya matrilineal. Sementara penyajian bailau kreasi ini akan ditelusuri dengan mengkajinya melalui kerangka kajian pertunjukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang difokuskan pada pengumpulan data melalui observasi, pengamatan, kepustakaan serta wawancara dengan sumber-sumber utama yang terkait dengan pertunjukan bailau. Data-data yang diperoleh di lapangan akan dianalisis dengan menggunakan teori pertunjukan Erving Goffman untuk lebih dapat memperoleh temuan-temuan yang ada di balik sebuah pertunjukan. Sementara itu konsep lamentasi dari Warhaft bertujuan untuk mengalisis makna dari ratok ilau tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, sebuah seting dalam pertunjukan sangat berkaitan dengan posisi, status dan peran seseorang di dalam konteks budayanya. Sementara itu makna dari ratok ilau berkaitan dengan ekspresi kepasrahan si ibu atas meninggal anaknya. Namun melalui ratok ilau juga muncul posisi-posisi dilematis yang dialami oleh ibu atau bundo kanduang di dalam sistem budayannya. Kepasrahan yang diekspresikan di dalam ratok ilau tersebut memperlihatkan posisi dilematis ibu yang berada di bawah konflik antara mamak (paman) dengan anaknya.