Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung

Proses penciptaan sebuah karya seni tidak akan pernah terlepas dari pengalaman pribadi atau momen estetik dan artistik seorang seniman. Hal ini dikarenakan munculnya konsep dan totalitas dalam proses penciptaan sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari pribadi seniman. Seperti halnya dalam proses...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FAISHOL, Muhammad Firdaus
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: Program Pascasarjana ISI Yk 2016
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34485
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-34485
record_format oai_dc
spelling isilib-344852017-07-19T11:12:49Z Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung FAISHOL, Muhammad Firdaus Momen Estetik, Karya Seni, Refleksi diri Program Pascasarjana ISI Yk 2016 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34485 TES/SP/Fai/m/2016 Proses penciptaan sebuah karya seni tidak akan pernah terlepas dari pengalaman pribadi atau momen estetik dan artistik seorang seniman. Hal ini dikarenakan munculnya konsep dan totalitas dalam proses penciptaan sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari pribadi seniman. Seperti halnya dalam proses penciptaan karya ini, penulis yang berposisi sebagai seorang seniman melihat adanya persoalan di lingkungan tempat tinggal, dimana materialisme berkembang pesat di lingkungan masyarakat Jawa. Persoalan utama dalam mengangkat Memayu hayuning bawana di tengah materialisme adalah rumusan konsep penciptaan yang diangkat dari realita kehidupan yang ada. Dalam proses penciptaan karya seni patung bahan yang digunakan adalah tanah liat yang diakhiri dengan proses pembakaran. Penggunaan bahan lain seperti arang, jerami dan tanah kering sengaja dilakukan untuk mengoptimalisasi konteks persoalan yang diangkat. Pemilihan tanah liat sebagai bahan baku dalam berkarya seni dikarenakan adanya hubungan antara konteks persoalan yang mengangkat realita masyarakat dengan filosofi tanah liat yang dalam kepercayaan Islam merupakan bahan baku diciptakannya manusia. Selain itu tanah liat secara simbolik merupakan wujud dari sikap narimo yang merupakan karakteristik masyarakat Jawa. Fungsi dari penciptaan karya patung ini antara lain sebagai jawaban atas persoalan dalam realita masyarakat materialis dan konsep Memayu hayuning bawana sebagai konsep dasar dalam proses penciptaan. Selain itu penciptaan karya ini berfungsi sebagai media refleksi dan evaluasi diri, bagi kaum materialis atas hal-hal yang di luar sepengetahuan dan pemikiran mereka. Melalui proses penciptaan karya yang terstruktur, masyarakat akan disuguhi dengan wacana dan persoalan yang secara simbolik terkandung dalam visualisasi karya seni. Yogyakarta xi, 98 hal. : il. ; 30 cm NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Momen Estetik, Karya Seni, Refleksi diri
NONE
spellingShingle Momen Estetik, Karya Seni, Refleksi diri
NONE
FAISHOL, Muhammad Firdaus
Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
description Proses penciptaan sebuah karya seni tidak akan pernah terlepas dari pengalaman pribadi atau momen estetik dan artistik seorang seniman. Hal ini dikarenakan munculnya konsep dan totalitas dalam proses penciptaan sangat dipengaruhi oleh latar belakang dari pribadi seniman. Seperti halnya dalam proses penciptaan karya ini, penulis yang berposisi sebagai seorang seniman melihat adanya persoalan di lingkungan tempat tinggal, dimana materialisme berkembang pesat di lingkungan masyarakat Jawa. Persoalan utama dalam mengangkat Memayu hayuning bawana di tengah materialisme adalah rumusan konsep penciptaan yang diangkat dari realita kehidupan yang ada. Dalam proses penciptaan karya seni patung bahan yang digunakan adalah tanah liat yang diakhiri dengan proses pembakaran. Penggunaan bahan lain seperti arang, jerami dan tanah kering sengaja dilakukan untuk mengoptimalisasi konteks persoalan yang diangkat. Pemilihan tanah liat sebagai bahan baku dalam berkarya seni dikarenakan adanya hubungan antara konteks persoalan yang mengangkat realita masyarakat dengan filosofi tanah liat yang dalam kepercayaan Islam merupakan bahan baku diciptakannya manusia. Selain itu tanah liat secara simbolik merupakan wujud dari sikap narimo yang merupakan karakteristik masyarakat Jawa. Fungsi dari penciptaan karya patung ini antara lain sebagai jawaban atas persoalan dalam realita masyarakat materialis dan konsep Memayu hayuning bawana sebagai konsep dasar dalam proses penciptaan. Selain itu penciptaan karya ini berfungsi sebagai media refleksi dan evaluasi diri, bagi kaum materialis atas hal-hal yang di luar sepengetahuan dan pemikiran mereka. Melalui proses penciptaan karya yang terstruktur, masyarakat akan disuguhi dengan wacana dan persoalan yang secara simbolik terkandung dalam visualisasi karya seni.
format Tugas Akhir
author FAISHOL, Muhammad Firdaus
author_facet FAISHOL, Muhammad Firdaus
author_sort FAISHOL, Muhammad Firdaus
title Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
title_short Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
title_full Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
title_fullStr Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
title_full_unstemmed Mengangkat Konsep Hidup Jawa Memayu Hayuning Bawana Di Tengah Materialisme Dalam Penciptaan Seni Patung
title_sort mengangkat konsep hidup jawa memayu hayuning bawana di tengah materialisme dalam penciptaan seni patung
publisher Program Pascasarjana ISI Yk
publishDate 2016
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34485
_version_ 1741200145885691904