“12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek

Pemanasan global merupakan dampak dari perkembangan teknologi yangmembuat para investor mengalihkan uang mereka ke sektor industrial yangbanyak memproduksi asap-asap di pabrik, kendaraan bermotor, serta kurangnyalahan hijau. Pemanasan global sendiri mempunyai dampak negatif yaitu iklim dibumi sudah...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SAMINO, Sena Radya Iswara
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yogyakarta 2016
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34621
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-34621
record_format oai_dc
spelling isilib-346212017-07-28T10:50:07Z “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek SAMINO, Sena Radya Iswara Pemanasan global, pranata mangsa, laras, dan kuart PPS ISI Yogyakarta 2016 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34621 TES/MS/Sam/d/2016 Pemanasan global merupakan dampak dari perkembangan teknologi yangmembuat para investor mengalihkan uang mereka ke sektor industrial yangbanyak memproduksi asap-asap di pabrik, kendaraan bermotor, serta kurangnyalahan hijau. Pemanasan global sendiri mempunyai dampak negatif yaitu iklim dibumi sudah tidak dapat diperkirakan lagi seperti yang dilakukan orang padazaman dahulu terutama di Indonesia khususnya di Jawa yang disebut denganPranata Mangsa. Hal tersebut membuat penulis terpicu untuk mempelajaripranata mangsa lebih mendalam dan mengangkatnya menjadi gagasanekstramusikal ke dalam komposisi musik yang berjudul “12 Mangsa”.Seiring dengan munculnya ide tersebut penulis melihat bahwa laras pelogdan slendro memiliki jarak laras yang berbeda namun terdapat nada-nada yangsama. Melihat fenomena ini, timbulah gagasan untuk mencampurkan kedua larastersebut sehingga menjadi satu laras dan menjadikannya sebagai gagasan musikaldimana di dalamnya sudah terkandung unsur dari pelog dan slendro. Denganpenggabungan laras tersebut penulis menemukan adanya unsur yang dapatmendukung konsep tersebut yaitu konsep melodi yang diambil dari penanggalanpranata mangsa yang ditambahkan konsep 5 modus serta politonal sebagaipenelitian awal.Mentransformasikan ide ekstramusikal pranata mangsa ke dalam musikmelalui tahapan komparasi relasi gelap terang tonalitas dengan gelap terang daripranata mangsa yang dapat diambil dari data meteorologi untuk menentukantonalitas dari setiap gerakan (movement). Kemudian proses konversi dari laraspelog dan slendro yang telah diubah menjadi not balok serta pengaplikasian dalamke 5 modusnya. Melodi penanggalan serta kondisi alam yang menentukan darisetiap melodi tema pada setiap gerakan.Dalam penggabungan pelog dan slendro dalam tonalitas yang berbeda nadayang terjadi merupakan 12 nada, namun dalam tonalitas yang sama nada yangterjadi hanyalah sebanyak 8 nada dengan suara yang dihasilkan seringkali bersifatdisonan dalam pencapurannya di instrumen yang berbeda pada saat yangbersamaan. Yogyakarta, PPS ISI Yogyakarta xvi, 129 hal., ilus., lamp.; 30 cm NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Pemanasan global, pranata mangsa, laras, dan kuart
NONE
spellingShingle Pemanasan global, pranata mangsa, laras, dan kuart
NONE
SAMINO, Sena Radya Iswara
“12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
description Pemanasan global merupakan dampak dari perkembangan teknologi yangmembuat para investor mengalihkan uang mereka ke sektor industrial yangbanyak memproduksi asap-asap di pabrik, kendaraan bermotor, serta kurangnyalahan hijau. Pemanasan global sendiri mempunyai dampak negatif yaitu iklim dibumi sudah tidak dapat diperkirakan lagi seperti yang dilakukan orang padazaman dahulu terutama di Indonesia khususnya di Jawa yang disebut denganPranata Mangsa. Hal tersebut membuat penulis terpicu untuk mempelajaripranata mangsa lebih mendalam dan mengangkatnya menjadi gagasanekstramusikal ke dalam komposisi musik yang berjudul “12 Mangsa”.Seiring dengan munculnya ide tersebut penulis melihat bahwa laras pelogdan slendro memiliki jarak laras yang berbeda namun terdapat nada-nada yangsama. Melihat fenomena ini, timbulah gagasan untuk mencampurkan kedua larastersebut sehingga menjadi satu laras dan menjadikannya sebagai gagasan musikaldimana di dalamnya sudah terkandung unsur dari pelog dan slendro. Denganpenggabungan laras tersebut penulis menemukan adanya unsur yang dapatmendukung konsep tersebut yaitu konsep melodi yang diambil dari penanggalanpranata mangsa yang ditambahkan konsep 5 modus serta politonal sebagaipenelitian awal.Mentransformasikan ide ekstramusikal pranata mangsa ke dalam musikmelalui tahapan komparasi relasi gelap terang tonalitas dengan gelap terang daripranata mangsa yang dapat diambil dari data meteorologi untuk menentukantonalitas dari setiap gerakan (movement). Kemudian proses konversi dari laraspelog dan slendro yang telah diubah menjadi not balok serta pengaplikasian dalamke 5 modusnya. Melodi penanggalan serta kondisi alam yang menentukan darisetiap melodi tema pada setiap gerakan.Dalam penggabungan pelog dan slendro dalam tonalitas yang berbeda nadayang terjadi merupakan 12 nada, namun dalam tonalitas yang sama nada yangterjadi hanyalah sebanyak 8 nada dengan suara yang dihasilkan seringkali bersifatdisonan dalam pencapurannya di instrumen yang berbeda pada saat yangbersamaan.
format Tugas Akhir
author SAMINO, Sena Radya Iswara
author_facet SAMINO, Sena Radya Iswara
author_sort SAMINO, Sena Radya Iswara
title “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
title_short “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
title_full “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
title_fullStr “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
title_full_unstemmed “12 MANGSA”Komposisi Musik untuk Kuartet Gesek
title_sort “12 mangsa”komposisi musik untuk kuartet gesek
publisher PPS ISI Yogyakarta
publishDate 2016
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34621
_version_ 1741200171876745216