Reinterpretasi dari Kisah Asmara Panji Asmarabangun Lakon Wayang Topeng Malang dalam Keramik

Penciptaan seni ini berawal dari kegelisahan penulis terhadap kisah asmara Panji Asmarabangun dari lakon wayang topeng Malang, yakni dengan menggali dinamika kisah asmara antar tokoh protagonis Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji, tokoh protagonis dengan antagonis Klana Sewandana dengan Dewi Se...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PONIMIN
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yogyakarta 2016
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34855
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Penciptaan seni ini berawal dari kegelisahan penulis terhadap kisah asmara Panji Asmarabangun dari lakon wayang topeng Malang, yakni dengan menggali dinamika kisah asmara antar tokoh protagonis Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji, tokoh protagonis dengan antagonis Klana Sewandana dengan Dewi Sekartaji, Panji Asmarabangun dengan Wadal Werdi, dan Panji Asmarabangun dengan Anggraeni.Lakon asmara tersebut dikaji dan dihayati sebagai sumber ide penciptaan karya seni keramik.Proses penciptaan ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan pengalaman artistik. Melalui pendekatan ini, pentingnya peneliti melebur diri dengan subjek secara alami, dan dihayati sebagai pengalaman pribadi dan asli untukmembangkitkan momen estetik sebagai pendorong ide dalam proses penciptaan. Adapun permasalahan penelitian ini meliputi (1) pendalaman kisah asmara Panji Asmarabangun untuk memperoleh pemahaman (2) mereinterpretasi hasil pemahaman sumber ide penciptaanuntuk diwujudkan ke dalam karya keramik, dan (3)hasil reinterpretasi kisah asmara Panji Asmarabangun berupa karya keramik. Reinterpretasi atas sumber ide penciptaan menghasilkan tiga tema konsep karya keramik yakni, (a) penyatuan yang membentuk kekokohan, (b) penyatuan yang membentuk kerapuhan, dan (c) penyatuan yang membentuk kedinamisan.Pengolahan konsep bentuk karya seni mempertimbangkan tata nilai artistik, yakni aspek teknik, bentuk, dan ide isi.Proses eksplorasi meliputi eksperimen bahan, teknik pembentukan, teknik pembakaran, dan bentuk. Bahan utama yang gunakan tanah liat stoneware dan earthenware. Tanah liat stoneware memiliki sifat liat, padat, lembut, berwarna cerah, tahan terhadap suhu tinggi, dan mudah diglasir. Bahan stoneware memiliki sifat kuat, berwarna putih cerah, dan memiliki pori-pori padat. Bahan earthenware memiliki karakteristik warna yang kusam, tidak tahan panas pembakaran suhu tinggi, dan mudah pecah/rapuh. Eksplorasi bentuk dengan membuat sejumlah gambar sketsa alternatif, kemudian dipilih untuk diwujudkan menjadi karya keramik. Perpaduan antara ide isi, ide bentuk, dan teknik penggarapan karya, diharapkan dapat membentuk simbolik karya yang terjalin secara kuat.Proses kreatif menghasilkan delapanjudul karya,antara karya yang satu dan lainnya memiliki ikatan jalinan tematik yang saling menguatkan. Adapun judul karya tersebut antara lain, ”Kelanggengan Asmara”, “Pupus Menggapai Kelanggengan”, Kekokohan dalam Lingkaran Kerapuhan”, “Tragedi menggapai kekokohan”, “Kebersamaan Sesaat”,“Kepolosan dan Polesan”, “Penyatuan dalam Kedinamisan”, dan “Kekokohan dan Keterpisahan”.Melalui penciptaan ini diperoleh kesadaranestetik dari pengalaman berkarya bersumber dari budaya lokal yang diaktualisai secara berbeda berbentuk karya keramik. Serta dapat menjadi inspirasi bagi diri sendiri, seniman, dan pengamat seni dalam mengembangkan wacana kesenian, khususnya senirupa.Katakunci: asmara Panji, keramik, penciptaan seni.