Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesenian gendèr wayang yang sudah mulai langka pada masyarakat di Singaraja, pulau Bali. Kesenian tersebut hidup di tengah-tengah masyarakat yang secara khusus berada pada lingkup masyarakat karawitan. Mereka sering terlibat dalam upacara keag...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34888 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-34888 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-348882017-09-04T15:25:25Z Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja TRIYANUARTHA, I Nyoman PPS ISI Yogyakarta 2016 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34888 TES/MB/Tri/p/2016 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesenian gendèr wayang yang sudah mulai langka pada masyarakat di Singaraja, pulau Bali. Kesenian tersebut hidup di tengah-tengah masyarakat yang secara khusus berada pada lingkup masyarakat karawitan. Mereka sering terlibat dalam upacara keagamaan maupun acara-acara budaya yang menampilkan berbagai kesenian di dalamnya termasuk gendèr wayang. Dalam penelitian ini digunakan teori pertunjukan untuk membantu melihat dimensi pertunjukan pada ritual dan dimensi ritual pada pertunjukan. Selain itu juga digunakan teori dari Pierre Bourdieu untuk melakukan analisis terhadap fenomena yang terjadi. Di dalam teori tersebut terdapat beberapa konsep antara lain habitus, kapital dan cultivated family.Melalui etnografi diperoleh hasil bahwa saat ini masyarakat di Singaraja memilih mempelajari kesenian yang lain, terdapat masyarakat yang tidak mendukung dan meremehkan kemampuan pelaku seni. Untuk mempelajari kesenian itu perlu ada penyesuaian, keseriusan dan memiliki instrumen. Regenerasi kesenian tidak merata, ada prasangka terhadap kesenian tersebut, masyarakat belum banyak yang belajar di sanggar seni, dan anak-anak yang mau mempelajari gendèr wayang berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa saat ini gendèr wayang di Singaraja kurang diminati karena minat masyarakat karawitan di Singaraja telah beralih untuk mempelajari kesenian yang lain. Sikap masyarakat karawitan di Singaraja terhadap gendèr wayang ialah terdapat orang yang tidak mendukung pelaku seni dan ada kebiasaan di masyarakat untuk meremehkan kemampuan pelaku seni. Faktor internal yang mempengaruhi kurangnya perhatian terhadap gendèr wayang di Singaraja yaitu penyesuaian, regenerasi, prasangka dan keseriusan. Faktor eksternal yang mempengaruhi kurangnya perhatian terhadap gendèr wayang diSingaraja adalah peluang, fasilitas dan kondisi. Yogyakarta ix, 78 hal.: ilus., lamp., 30 cm TES/MB http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
TES/MB |
spellingShingle |
TES/MB TRIYANUARTHA, I Nyoman Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
description |
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesenian gendèr wayang yang sudah mulai langka pada masyarakat di Singaraja, pulau Bali. Kesenian tersebut hidup di tengah-tengah masyarakat yang secara khusus berada pada lingkup masyarakat karawitan. Mereka sering terlibat dalam upacara keagamaan maupun acara-acara budaya yang menampilkan berbagai kesenian di dalamnya termasuk gendèr wayang. Dalam penelitian ini digunakan teori pertunjukan untuk membantu melihat dimensi pertunjukan pada ritual dan dimensi ritual pada pertunjukan. Selain itu juga digunakan teori dari Pierre Bourdieu untuk melakukan analisis terhadap fenomena yang terjadi. Di dalam teori tersebut terdapat beberapa konsep antara lain habitus, kapital dan cultivated family.Melalui etnografi diperoleh hasil bahwa saat ini masyarakat di Singaraja memilih mempelajari kesenian yang lain, terdapat masyarakat yang tidak mendukung dan meremehkan kemampuan pelaku seni. Untuk mempelajari kesenian itu perlu ada penyesuaian, keseriusan dan memiliki instrumen. Regenerasi kesenian tidak merata, ada prasangka terhadap kesenian tersebut, masyarakat belum banyak yang belajar di sanggar seni, dan anak-anak yang mau mempelajari gendèr wayang berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa saat ini gendèr wayang di Singaraja kurang diminati karena minat masyarakat karawitan di Singaraja telah beralih untuk mempelajari kesenian yang lain. Sikap masyarakat karawitan di Singaraja terhadap gendèr wayang ialah terdapat orang yang tidak mendukung pelaku seni dan ada kebiasaan di masyarakat untuk meremehkan kemampuan pelaku seni. Faktor internal yang mempengaruhi kurangnya perhatian terhadap gendèr wayang di Singaraja yaitu penyesuaian, regenerasi, prasangka dan keseriusan. Faktor eksternal yang mempengaruhi kurangnya perhatian terhadap gendèr wayang diSingaraja adalah peluang, fasilitas dan kondisi. |
format |
Tugas Akhir |
author |
TRIYANUARTHA, I Nyoman |
author_facet |
TRIYANUARTHA, I Nyoman |
author_sort |
TRIYANUARTHA, I Nyoman |
title |
Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
title_short |
Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
title_full |
Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
title_fullStr |
Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
title_full_unstemmed |
Peran Masyarakat Karawitan Dalam Pengembangan Gendèr Wayangdi Singaraja |
title_sort |
peran masyarakat karawitan dalam pengembangan gendèr wayangdi singaraja |
publisher |
PPS ISI Yogyakarta |
publishDate |
2016 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=34888 |
_version_ |
1741200222740021248 |