Tonggak Sebagai Metafor Sangkan Paraning Dumadi

Keberpihakan antara kesadaran dan materialis dianggap telah menimbulkan krisis global, seperti krisis panutan, fenomena ini menandai bahwa modernitas telah menggeser tata nilai spiritual-religius sebagai kepemilikan yang sudah mentradisi pada masyarakat Jawa. Untuk menumbuhkan kesadaran akan identit...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: TAMTOMO, Sigit
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35432
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Keberpihakan antara kesadaran dan materialis dianggap telah menimbulkan krisis global, seperti krisis panutan, fenomena ini menandai bahwa modernitas telah menggeser tata nilai spiritual-religius sebagai kepemilikan yang sudah mentradisi pada masyarakat Jawa. Untuk menumbuhkan kesadaran akan identitas lokal maka saya gunakan bentuk tonggak sebagai metafor wujud serta idiom yang membicarakan isi. Tonggak diwujudkan bukan saja sebagai penanda atau fondasi penguat tetapi struktur bentuk di bagian bawah yang menancap adalah ajaran leluhur yang terpendam kemudian dialirkan menuju ke langit yang menandakan keterkaitan antara dunia bawah dan dunia atas, yang bertujuan menghadirkan ketegangan terus-menerus yang menghadirkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.Dalam mewujudkan karya dua dimensi, tonggak digambarkan secara imajinatif sebagai upaya alternatif dalam menghadirkan objek dalam konstruksi ruang estetik guna mengkomunikasikan konsep Sangkan Paraning Dumadi. Sedangkan dalam karya tiga dimensi lebih kepada isi yang dinampakkan sehingga bentuk tonggak relatif sudah meninggalkan wujud yang natural, tetapi perluasan bentuk yang dihadirkan adalah upaya alternatif. Bagai panggilan hati untuk kembali pada asal kenaturalan, mengurai kembali ajaran masa lampau dalam daur kehidupan ini antara baik-buruk, gelap-terang, sebagai peringatan pada kekuasaan atau kosmologi dimana semua tercipta berdasarkan kehendakNya. Secara umum mencoba mengkomposisikan dari hal-hal yang bersifat transendental, menerapkan suatu wujud sebagai upaya alternative, guna menghadirkan penanda yang dapat dipahami dan dipertahankan ketegangannya sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan ini dengan aspek-aspek visual yang disusun, dikomposisikan secara imaginative dalam membentuk ruang estetik.