Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur

Disertasi berjudul: Transformasi Artistik-Simbolis Wayang Topeng di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Wayang topeng di Desa Kedungmangga sudah ada sejak tahun 1920-an. Kemampuan bertahan itu adalah daya tarik penelitian ini. Dalam mengkaji transformasi artistik-simbolik dibatasi dalam kurun waktu antara...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: HIDAJAT, Robby
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35458
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-35458
record_format oai_dc
spelling isilib-354582017-12-07T08:43:12Z Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur HIDAJAT, Robby Transformasi wayang topeng Seni Tari PPS ISI Yk. 2017 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35458 DIS/ST/Hid/t/2017 Disertasi berjudul: Transformasi Artistik-Simbolis Wayang Topeng di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Wayang topeng di Desa Kedungmangga sudah ada sejak tahun 1920-an. Kemampuan bertahan itu adalah daya tarik penelitian ini. Dalam mengkaji transformasi artistik-simbolik dibatasi dalam kurun waktu antara tahun 1970-2015. Berpijak daripada itu dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut (1) Mengapa wayang topeng di Desa Kedungmangga mampu bertahan, (2) Bagaimana proses transformasi artistik-simbolik wayang topeng di Desa Kedungmangga, dan (3) Apakah dampak transformasi artistik-simbolik terhadap pewaris aktif dan penyangga Wayang Topeng di Desa Kedungmangga.Penelitian ini menggunakan pendekatan fungsional Struktural. Secara spesifik menerapkan teori A-G-I-L. yaitu Adaptation (adaptasi), Goal attainment (tujuan), Integration (integrasi), dan Latent pattern maintenance (pemeliharaan). Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, pengamatan terlibat, dan kajian dokumentasi. Proses pengumpulan data menggunakan model snowball. Teknik analisis menggunakan interpretasi. Landasan konseptual penelitian adalah budaya, transformasi, dan pertunjukan. Teori yang diterapkan adalah teori ritual, estetik, sibernetika, dan fungsi. Wayang topeng di Desa Kedungmangga mengalami perubahan sosial dari sistem masyarakat mekanik ke organik. Sistem sosial mekanik didasarkan atas solidaritas kekerabatan yang bersifat hierarki. Kamituwa sebagai pimpinan karismatik membentuk masyarakat bersifat mekanik. Ketua perkumpulan wayang topeng mendorong masyarakat bersifat organis. Melalui sistem sosial kemasyarakatan di Desa Kedungmangga itu ditemukan trasformasi artistik-simbolik.Transformasi artistik, terwujud melalui (1) macapat (bercerita) ke gerak yang ritmis, dan (2) presentasi tokoh di pundhen ke bentuk dramatari. Pola itu disebut transformasi ritual ke seni pertunjukan. Pola transformasi itu juga melahirkan varian penyajian yang terdiri dari gebyak suguh pundhen, gebyak tolak balak, dan gebyak tanggapan. Transfomasi simbolik tertuang melalui fungsi (1) wayang topeng sebagai eksitensi antara masyarakat dan leluhurnya dianggap ikatan ‘kekeluargaan,’ dan (2) wayang topeng sebagai wujud ikatan hierarkis masyarakat dengan kamituwa sebagai ‘pusat.’ Oleh karena itu spirit kamituwa sebagai dinamisator dalam aktivitas gotong royong dan solidaritas bagi masyarakat desa. Simbol regulasi wayang topeng menunjukan kondisi dari masa lalu ke masa kini. Transformasi wayang topeng yang berawal dari tradisi lisan, mitologis, sakral menuju sistem sosial yang terjalin dengan tujuan negara, yaitu nasionalisme. Berdasarkan paparan di atas, dampak transformasi artistik simbolik pada pewaris aktif dan penyangganya. Bagi pewaris aktif sebagai ketua perkumpulan, seniman, dan pedagang kerajinan topeng. Bagi penyangga wayang topeng sebagai transmisi memperluas fungsi keberbagai lembaga melalui pembelajaran materi pendidikan seni tari dan event-event pariwisata. Yogyakarta xiv, 268 hal.: ilus.; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic Transformasi
wayang topeng
Seni Tari
NONE
spellingShingle Transformasi
wayang topeng
Seni Tari
NONE
HIDAJAT, Robby
Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
description Disertasi berjudul: Transformasi Artistik-Simbolis Wayang Topeng di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Wayang topeng di Desa Kedungmangga sudah ada sejak tahun 1920-an. Kemampuan bertahan itu adalah daya tarik penelitian ini. Dalam mengkaji transformasi artistik-simbolik dibatasi dalam kurun waktu antara tahun 1970-2015. Berpijak daripada itu dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut (1) Mengapa wayang topeng di Desa Kedungmangga mampu bertahan, (2) Bagaimana proses transformasi artistik-simbolik wayang topeng di Desa Kedungmangga, dan (3) Apakah dampak transformasi artistik-simbolik terhadap pewaris aktif dan penyangga Wayang Topeng di Desa Kedungmangga.Penelitian ini menggunakan pendekatan fungsional Struktural. Secara spesifik menerapkan teori A-G-I-L. yaitu Adaptation (adaptasi), Goal attainment (tujuan), Integration (integrasi), dan Latent pattern maintenance (pemeliharaan). Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, pengamatan terlibat, dan kajian dokumentasi. Proses pengumpulan data menggunakan model snowball. Teknik analisis menggunakan interpretasi. Landasan konseptual penelitian adalah budaya, transformasi, dan pertunjukan. Teori yang diterapkan adalah teori ritual, estetik, sibernetika, dan fungsi. Wayang topeng di Desa Kedungmangga mengalami perubahan sosial dari sistem masyarakat mekanik ke organik. Sistem sosial mekanik didasarkan atas solidaritas kekerabatan yang bersifat hierarki. Kamituwa sebagai pimpinan karismatik membentuk masyarakat bersifat mekanik. Ketua perkumpulan wayang topeng mendorong masyarakat bersifat organis. Melalui sistem sosial kemasyarakatan di Desa Kedungmangga itu ditemukan trasformasi artistik-simbolik.Transformasi artistik, terwujud melalui (1) macapat (bercerita) ke gerak yang ritmis, dan (2) presentasi tokoh di pundhen ke bentuk dramatari. Pola itu disebut transformasi ritual ke seni pertunjukan. Pola transformasi itu juga melahirkan varian penyajian yang terdiri dari gebyak suguh pundhen, gebyak tolak balak, dan gebyak tanggapan. Transfomasi simbolik tertuang melalui fungsi (1) wayang topeng sebagai eksitensi antara masyarakat dan leluhurnya dianggap ikatan ‘kekeluargaan,’ dan (2) wayang topeng sebagai wujud ikatan hierarkis masyarakat dengan kamituwa sebagai ‘pusat.’ Oleh karena itu spirit kamituwa sebagai dinamisator dalam aktivitas gotong royong dan solidaritas bagi masyarakat desa. Simbol regulasi wayang topeng menunjukan kondisi dari masa lalu ke masa kini. Transformasi wayang topeng yang berawal dari tradisi lisan, mitologis, sakral menuju sistem sosial yang terjalin dengan tujuan negara, yaitu nasionalisme. Berdasarkan paparan di atas, dampak transformasi artistik simbolik pada pewaris aktif dan penyangganya. Bagi pewaris aktif sebagai ketua perkumpulan, seniman, dan pedagang kerajinan topeng. Bagi penyangga wayang topeng sebagai transmisi memperluas fungsi keberbagai lembaga melalui pembelajaran materi pendidikan seni tari dan event-event pariwisata.
format Tugas Akhir
author HIDAJAT, Robby
author_facet HIDAJAT, Robby
author_sort HIDAJAT, Robby
title Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
title_short Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
title_full Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
title_fullStr Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
title_full_unstemmed Transformasi Artistik-Simbolik Wayang Topeng Di Kabupaten Malang Jawa Timur
title_sort transformasi artistik-simbolik wayang topeng di kabupaten malang jawa timur
publisher PPS ISI Yk.
publishDate 2017
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35458
_version_ 1741200333759053825