Monumen Masa Pemerintahan Orde Lama Di Jakarta : Representasi Visual Nasionalisme Sukarno
Pembangunan monumen masa pemerintahan Orde Lama di Jakarta merupakan bagian integral dari perjalanan kebudayaan di Indonesia. Monumen merupakan representasi ideologi Bung Karno mengenai suatu negara yang merdeka dan berdaulat, antara lain berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berke...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yk.
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35460 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pembangunan monumen masa pemerintahan Orde Lama di Jakarta merupakan bagian integral dari perjalanan kebudayaan di Indonesia. Monumen merupakan representasi ideologi Bung Karno mengenai suatu negara yang merdeka dan berdaulat, antara lain berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin. Penelitian difokuskan terhadap spirit dan representasi visual dari lima monumen yang dibangun masa pemerintahan Orde Lama di Jakarta, yaitu Monumen Selamat Datang, Pembebasan Irian Barat, Pahlawan, Dirgantara, dan Monumen Nasional. Setiap monumen memiliki spirit yang sama, yaitu spirit nasionalisme, namun masing-masing memiliki ide dasar yang berbeda. Monumen Selamat Datang berdasarkan kepada sifat dasar bangsa Indonesia yang ramah dan selalu menyambut tamu dengan senang hati, sedangkan Monumen Pembebasan Irian Barat tidak saja sebagai representasi kembalinya wilayah Irian Barat, sekarang Papua, ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi sebagai bentuk kemerdekaan seluruh bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing. Monumen Pahlawan selain sebagai bentuk persahabatan dengan negara asing, tetapi juga bentuk perjuangan kaum Marhaen dalam mengusir penjajahan dari Indonesia. Adapun ide dasar dari Monumen Dirgantara sebagai gambaran dari kekuatan manusia Indonesia dalam dunia penerbangan, serta Monumen Nasional berdasarkan dari konsep lingga-yoni atau alu-lumpang yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Bung Karno tidak menggambarkan dirinya sendiri dalam monumen yang diprakarsainya, tetapi monumen merupakan representasi dari seluruh jiwa rakyat Indonesia dan nilai-nilai kebudayaannya. Monumen tidak menggambarkan etnis atau golongan tertentu, tetapi mengandung sifat-sifat universal dari bangsa Indonesia. Bung Karno seorang pemimpin yang konsisten dengan ideologi yang diyakininya dan ia memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai suku, golongan, dan ideologi. Semua itu tercermin dalam kelima monumen yang digagasnya, sehingga Bung Karno dapat dijadikan role model bagi kepemimpinan di Indonesia. |
---|