Pakeliran Wayang Kulit Purwa Sinta Obong

Perancangan karya ini akan menyajikan Pakeliran Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta. Pada perancangan karya ini akan menggunakan bingkai gaya Yogyakarta dengan menampilkan unsur-unsur garap khas Yogyakarta diantaranya; bentuk wayang, iringan, dhodhogan, keprakan, sulukan, dan pakelirannya. Karya Tug...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KAWAN, Sri
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yogyakarta 2017
Subjects:
PD
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35585
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Perancangan karya ini akan menyajikan Pakeliran Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta. Pada perancangan karya ini akan menggunakan bingkai gaya Yogyakarta dengan menampilkan unsur-unsur garap khas Yogyakarta diantaranya; bentuk wayang, iringan, dhodhogan, keprakan, sulukan, dan pakelirannya. Karya Tugas Akhir Penyajian ini adalah merancang bangunan lakon yang bertumpu pada penggarapan dua unsur pokok, yaitu penggarapan karakterisasi dan penggarapan alur cerita. Penggarapan karakterisasi atau penokohan dilakukan dengan asumsi bahwa karakter tokoh dalam menghadapi persoalan tertentu dapat memicu munculnya konflik atau persoalan yang lain. Untuk mewujudkan keinginan pengkarya dalam menggarap lakon Sinta Obong ini, pengkarya akan mencoba menyanggit tiap adegan. Penggarapan tersebut akan ditonjolkan pada adegan yang dirasa mampu menciptakan penegasan dan untuk lebih bisa dipahami dari lakon Sinta Obong ini dalam durasi 2,5 jam. Hal tersebut memunculkan ide pengkarya untuk kembali mencoba menggarap lakon Sinta Obong ini dengan tema “Perjuangan Mempertahankan Kesetiaan” dalam penyajiannya. Pengkarya menggunakan teori respon estetik untuk mengubah teks mengenai Sinta Obong agar dapat menentukan alur naskah dramatik yang sesuai dengan tema utama. Pada karya ini pengkarya menjadi seorang pembaca yang mendiferensiasi fokus dalam sebuah teks. Perancangan karya ini menggunakan sumber dari ketiga dalang yang pernah menyajikan lakon Sinta Obong sebagai sumber utama yang dideferensiasikan. Sumber-sumber lain dari literature tentang Sinta Obong juga digunakan sebagai teks yang akan didefamiliarisasikan sesuai dengan topik utama, tema pokok, dan konsep karya. Selain itu teori respon estetik digunakan untuk menjadikan sebuah lakon yang memenuhi kaidah-kaidah dramaturgi wayang. Topik utama yang akan diangkat pada karya ini berperan sebagai repertoire yang akan menghasilkan sebuah realitas yaitu pertunjukan wayang kulit lakon Sinta Obong. Dengan demikian pengkarya akan mencoba menyajikan lakon Sinta Obong dengan versi yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Pada penyajian karya ini akan menampilkan hal yang berbeda dengan kisah-kisah Sinta Obong sebelumnya agar bisa menyampaikan tema sesuai yang diharapkan. Kata kunci: Sinta Obong, Rama Shinta, Wayang Kulit Ramayana