Hahomion Na Tolu

Dalihan Natolu dalam kehidupan masyarakat Batak dianggap sebagai pandangan hidup yang memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dalihan Natolu terbagi menjadi tiga kedudukan fungsional yaitu, Somba Marhulahula (hormat kepada keluarga dari pihak istri), Elek Marboru (mengayomi wanita) dan Manat M...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: TAMPUBOLON, Rines Onyxi
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35608
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-35608
record_format oai_dc
spelling isilib-356082018-01-11T09:57:41Z Hahomion Na Tolu TAMPUBOLON, Rines Onyxi keseimbangan Seni Tari tari kelompok FSP ISI Yk. 2017 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35608 ST.PCT/Tam/h//2017 Dalihan Natolu dalam kehidupan masyarakat Batak dianggap sebagai pandangan hidup yang memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dalihan Natolu terbagi menjadi tiga kedudukan fungsional yaitu, Somba Marhulahula (hormat kepada keluarga dari pihak istri), Elek Marboru (mengayomi wanita) dan Manat Mardongan Tubu (bersikap sopan/hati-hati kepada teman semarga). Tiga kedudukan yang menjadi penyokong adat inilah yang disimbolisasikan ke dalam bentuk visual Dalihan Natolu (tungku berkaki tiga). Tungku yang memiliki tiga kaki, memiliki keseimbangan yang mutlak, karena tungku tersebut tidak dapat berdiri dan tidak dapat digunakan apabila salah satu kakinya rusak. Berdasarkan makna tersebut, leluhur suku Batak memilih tungku berkaki tiga sebagai falsafah hidup dalam tatanan kekerabatan antara sesama yang bersaudara atau satu marga dengan kelompok pemberi istri dan kelompok penerima istri. Segala kegiatan adat masyarakat Batak tidak dapat berjalan dan terlaksana apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak ada. Dalam karya Hahomion Na Tolu, penggunaan tiga orang penari yang terdiri dari satu penari perempuan dan dua penari laki-laki dianalogikan sebagai gambaran konsep keseimbangan nilai tiga yang terkandung dalam Dalihan Natolu. Koreografi dalam garap tari kelompok ini memanfaatkan media gerak hasil pengembangan beberapa motif Tari Tor-Tor Batak sesuai ketubuhan penata. Pengolahan motif ditekankan pada kualitas gerak tegas, kuat, dan perwujudan desain yang menunjukkan keseimbangan melalui gerak-gerak saling menyangga dan lifting. Busana dalam koreografi ini menggunakan bahan Ulos dan pilihan warna lebih pada warna merah, hitam dan putih, ketiganya merupakan warna yang digunakan dalam setiap kegiatan adat Batak. Musik tari diformat live dengan pola-pola hasil pengembangan Gondang Uning-uningan Batak. Karya ini diharapkan memberikan informasi tentang makna dan nilai yang terkandung dalam Dalihan Natolu. Yogyakarta xviii, 120 hal.: ilus.; 30 cm. NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic keseimbangan
Seni Tari
tari kelompok
NONE
spellingShingle keseimbangan
Seni Tari
tari kelompok
NONE
TAMPUBOLON, Rines Onyxi
Hahomion Na Tolu
description Dalihan Natolu dalam kehidupan masyarakat Batak dianggap sebagai pandangan hidup yang memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dalihan Natolu terbagi menjadi tiga kedudukan fungsional yaitu, Somba Marhulahula (hormat kepada keluarga dari pihak istri), Elek Marboru (mengayomi wanita) dan Manat Mardongan Tubu (bersikap sopan/hati-hati kepada teman semarga). Tiga kedudukan yang menjadi penyokong adat inilah yang disimbolisasikan ke dalam bentuk visual Dalihan Natolu (tungku berkaki tiga). Tungku yang memiliki tiga kaki, memiliki keseimbangan yang mutlak, karena tungku tersebut tidak dapat berdiri dan tidak dapat digunakan apabila salah satu kakinya rusak. Berdasarkan makna tersebut, leluhur suku Batak memilih tungku berkaki tiga sebagai falsafah hidup dalam tatanan kekerabatan antara sesama yang bersaudara atau satu marga dengan kelompok pemberi istri dan kelompok penerima istri. Segala kegiatan adat masyarakat Batak tidak dapat berjalan dan terlaksana apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak ada. Dalam karya Hahomion Na Tolu, penggunaan tiga orang penari yang terdiri dari satu penari perempuan dan dua penari laki-laki dianalogikan sebagai gambaran konsep keseimbangan nilai tiga yang terkandung dalam Dalihan Natolu. Koreografi dalam garap tari kelompok ini memanfaatkan media gerak hasil pengembangan beberapa motif Tari Tor-Tor Batak sesuai ketubuhan penata. Pengolahan motif ditekankan pada kualitas gerak tegas, kuat, dan perwujudan desain yang menunjukkan keseimbangan melalui gerak-gerak saling menyangga dan lifting. Busana dalam koreografi ini menggunakan bahan Ulos dan pilihan warna lebih pada warna merah, hitam dan putih, ketiganya merupakan warna yang digunakan dalam setiap kegiatan adat Batak. Musik tari diformat live dengan pola-pola hasil pengembangan Gondang Uning-uningan Batak. Karya ini diharapkan memberikan informasi tentang makna dan nilai yang terkandung dalam Dalihan Natolu.
format Tugas Akhir
author TAMPUBOLON, Rines Onyxi
author_facet TAMPUBOLON, Rines Onyxi
author_sort TAMPUBOLON, Rines Onyxi
title Hahomion Na Tolu
title_short Hahomion Na Tolu
title_full Hahomion Na Tolu
title_fullStr Hahomion Na Tolu
title_full_unstemmed Hahomion Na Tolu
title_sort hahomion na tolu
publisher FSP ISI Yk.
publishDate 2017
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35608
_version_ 1741200361989865472