Pembelajaran Tari Di SMP N 3 Mlati Dan SMA N 1 Seyegan (Studi Kasus: Sosialisasi Tari Peksi Eka Kapti Di Kabupaten Sleman)
Tari Peksi Eka Kapti merupakan tari yang terinspirasi dari satwa identitas Kabupaten Sleman yaitu Burung Punglor. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh Mila Rosinta.Tari Peksi Eka Kapti adalah aktualisasi seekor burung sebagai simbol keseimbangan ekosistem dalam konteks satu kekuatan dan kebers...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yk.
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35657 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Tari Peksi Eka Kapti merupakan tari yang terinspirasi dari satwa identitas Kabupaten Sleman yaitu Burung Punglor. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh Mila Rosinta.Tari Peksi Eka Kapti adalah aktualisasi seekor burung sebagai simbol keseimbangan ekosistem dalam konteks satu kekuatan dan kebersamaan. Tarian ini diharapkan bisa diapresiasi masyarakat khususnya pelajar SD, SMP, dan SMK/SMA agar ikut berperan serta dalam upaya melestarikan aset identitas Kabupaten Sleman sebagai pembelajaran atau ekstra kurikuler di sekolah maupun di sanggar. Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Sleman membuat sebuah program pengenalan dan pelestarian identitas daerah salah satunya dengan membuat sebuah karya tari yang inspirasinya dari Burung Punglor.Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran tari di SMP N 3 Mlati dan SMA N 1 Seyegan (Studi Kasus: Sosialisasi Tari Peksi Eka Kapti di Kabupaten Sleman). Untuk membantu menemukan jawaban dari permasalahan adalah dengan menggunakan pendekatan multidisiplin sosiologi dan pendekatan koreografi. Tari Peksi Eka Kapti diajarkan di SMP N 3 Mlati dan SMA N 1 Seyegan sebagai sebuah ekstra kurikuler atau pengembangan diri sekolah dengan menggunakan metode-metode pengajaran yang cukup baik yaitu metode analisis, global, imitasi dan campuran yang diharapkan bahwa siswa yang berlatih bisa mencapai kualitas seperti yang dicontohkan. Strategi pembelajaran yang dilakukan kedua sekolah tersebut sama yaitu guru atau pengajar bercerita tentang tarian tersebut, memutar dokumentasi, mempraktekkan dan menjelaskan motif maupun transisi pada tarian (tahap penyampaian materi), memperkenalkan tehnik penjiwaan, pendalaman materi dan tahap yang terakhir adalah ujian hasil pembelajaran tari. |
---|