Ironi Sifat Negatif Manusia Dalam Keramik Ekspresi
Ironi sifat negatif manusia yang diwacanakan dalam seven deadly sins menjadi sebuah latar belakang terciptanya karya tugas akhir ini yang bertujuan selain untuk mengekspresikan diri dalam keramik yang berpangkal pada wacana dan berujung pada metafor sebagai upaya refleksi baik untuk penulis dan audi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSR ISI Yogyakarta
2017
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35743 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Ironi sifat negatif manusia yang diwacanakan dalam seven deadly sins menjadi sebuah latar belakang terciptanya karya tugas akhir ini yang bertujuan selain untuk mengekspresikan diri dalam keramik yang berpangkal pada wacana dan berujung pada metafor sebagai upaya refleksi baik untuk penulis dan audience. Dalam wacana ini penulis mengambil sifat negatif yang berupa kesombongan, kemarahan, kebanggan, iri, tamak, rakus, dan malas menjadi sub-sub bagian penggolongan sifat negatif manusia yang divisualisasikan sebagai keironian. Penggaris bawahan ironi di sini adalah sifat negatif tersebut telah terang-terangan dilarang dan masuk ke dalam dosa, namun tidak ada satu orangpun yang akhirnya dapat terhindar daripada dosa tersebut. Pewacanaan tersebut kemudian divisualisasikan menjadi keramik ekspresi figuratif dengan mementingkan gesture dan berbagai penggayaan yang diimajinasikan oleh penulis. Dalam proses pewarnaan, glasir yang digunakan cenderung kedalam warna-warni pop, sebagai bagian daripada kajian psikologis dan hermeneutik dalam mengungkapkan konsep dan pencitraan secara visual. Seven deadly sins adalah konsep yang dipilih penulis untuk dipinjam datanya sebagai tolak ukur atau refleksi diri, yang nantinya akan bertujuan sebagai pengungkapan perefleksian untuk audience yang melihatnya, sehingga diharapkan mampu menyadarkan manusia, bahwa kita hanyalah manusia biasa |
---|