Manggala Pawèstri

“Manggala Pawèstri” dijadikan sebuah judul karya tari yang terinspirasi dari tokoh Pujangga Anom atau Bujangganong dalam Kesenian Reyog Ponorogo.Pujangga Anom merupakan sosok laki-laki muda yang cerdas. Nama tersebut mempunyai arti seorang cendekiawan muda. Dalam seni pertunjukan ReyogPonorogo, Buja...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: PANINTRI, Stevani
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35787
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:“Manggala Pawèstri” dijadikan sebuah judul karya tari yang terinspirasi dari tokoh Pujangga Anom atau Bujangganong dalam Kesenian Reyog Ponorogo.Pujangga Anom merupakan sosok laki-laki muda yang cerdas. Nama tersebut mempunyai arti seorang cendekiawan muda. Dalam seni pertunjukan ReyogPonorogo, Bujangganong adalah seorang pemimpin dan duta raja. Peran tersebutdigambarkan dengan jiwa semangat, kuat, pemberani, terampil, cerdas, dan berkemauan keras dalam mencapai suatu tujuan. Karya tari “Manggala Pawèstri” ini bertema Kepemimpinan. Koreografi iniditarikan oleh delapan penari putri, yang terdiri dari tujuh penari inti dan satupenari non inti yang penyajiannya hanya pada introduksi. Dalam karya tari inidigunakan penari perempuan, hal tersebut dilandasi oleh pengalaman empiris daridimilikinya seorang ibu yang berperan sebagai kepala rumah tangga. Karya tari“Manggala Pawèstri” ini menampilkan introduksi, tiga bagian penggarapan, danending. Properti tari yang digunakan yaitu topeng yang menyerupai ganong dandirangkai sesuai kebutuhan pertunjukan. Rias dan busana yang digunakan padakarya “Manggala Pawèstri” yakni rias karakter wanita mbranyak (keras),kemudian desain busana dibuat sederhana seperti prajurit wanita dengan dominasiwarna merah.Karya tari “Manggala Pawèstri” merupakan penggalian baru terhadap peranBujangganong dan seorang ibu yang sama-sama berperan sebagai pemimpin.Perbedaan gender tidak membatasi perempuan dalam berperan. Perempuan yangmampu menjadi pemimpin melalui sisi maskulin dengan bahasa tubuh perempuan.