Pelestarian Tari Kretek di Kabupaten Kudus Jawa Tengah

Tulisan ini mengupas tentang Pelestarian Tari Kretek di Kabupaten KudusJawa Tengah. Tari kretek merupakan tari kreasi baru khas Kudus yang hidup,tumbuh dan berkembang di tengah masyarakatnya. Tari kretek yang sudahdijadikan sebagai ikon kota Kudus diciptakan pada 1986, oleh seniman bernamaEndang Ton...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: APRILIA, Zid Afiati
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSP ISI Yk. 2017
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=35791
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Tulisan ini mengupas tentang Pelestarian Tari Kretek di Kabupaten KudusJawa Tengah. Tari kretek merupakan tari kreasi baru khas Kudus yang hidup,tumbuh dan berkembang di tengah masyarakatnya. Tari kretek yang sudahdijadikan sebagai ikon kota Kudus diciptakan pada 1986, oleh seniman bernamaEndang Tony dan suaminya Supriyadi selaku pengelola sekaligus pendiri SanggarPuring Sari. Tarian ini menggambarkan pembuatan rokok dimana industri rokokmerupakan mata pencaharian mayoritas masyarakat Kudus. Awalnya tari tersebutdiberi nama tari Mbathil, namun diganti menjadi tari kretek setelah mengikutifestival tari daerah sekitar tahun 1988 karena masyarakat luas sudah mengenalKudus sebagai kota Kretek. Hambatan yang yang muncul pada pelestarian tarikretek antara lain pengaruh teknologi, kurangnya jaringan antar sanggar sertapengklaiman atas hak cipta dari tari kretek, upaya pelestarian tari kretek didukungsecara maksimal serta tidak lepas dari campur tangan pihak seniman, pemerintahdan masyarakat Kudus sendiri. Penelitian ini difokuskan pada upaya pelestariantari kretek di kabupaten Kudus Jawa Tengah yang dilakukan oleh berbagai pihakyang terkait seperti masyarakat Kudus, seniman (penciptan dan pelatih), danpemerintah.Pendekatan yang digunakan untuk membedah penelitian ini adalahpendekatan konsep sosiologi dan koreografi yang ditulis oleh Y. Sumandiyo Hadi.Konsep sosiologi digunakan untuk membedah keberadaan tari kretek di ruanglingkup masyarakat Kudus dan masyarakat di luar Kudus serta hubungan tarikretek dengan agama Islam. Konsep koreografi digunakan untuk membedahbentuk penyajian tari Kretek yang dilestarikan pemerintah, seniman (pencipta danpelatih), masyarakat.Pelestarian tari kretek memiliki nilai yang terkandung secara tangible danintangible yaitu nilai dapat dilihat secara kasat mata maupun yang tidak dilihatsecara kasat mata. Adapun kandungan nilai yang dapat dilihat secara kasat matadari penari seperti, gerak dan kostum. Kandungan nilai yang tidak dapat dilihatsecara kasat mata seperti nilai agama, nilai estetika, nilai etika, dan nilaipendidikan. Tari kretek dipentaskan sebagai tari pembuka serta hiburan, pertamakali dipentaskan sebagai tari penyambutan peresmian Museum Kretek. Seiringwaktu berjalan, tari kretek sering dipentaskan di hari-hari besar, seperti fetival dihari ulang tahun kota Kudus, pementasan diberbagai daerah, perlombaan, acarakedinasan serta acara lainnya. Hal ini merupakan upaya dalam melestarikan sertamempertahankan tari kretek, agar masyarakat dan generasi penerus masih dapatmenikmati keberadannya.