Adhyatsa
Karya tari yang berjudul Adhyatsa adalah koreografi kelompok yang berpijak pada kesenian Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan yang menggabungkan pencak silat dor. Bantengan ada tiga karakter yaitu bantengan , monyetan dan macanan. Macanan adalah simbol , monyetan adalah simbol karakter Bantenga...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36212 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
isilib-36212 |
---|---|
record_format |
oai_dc |
spelling |
isilib-362122018-06-28T10:56:40Z Adhyatsa MEDITA, Hana Pencak silat Koreografi Kelompok FSP ISI Yogyakarta 2018 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36212 ST.PCT/Med/a/2018 Karya tari yang berjudul Adhyatsa adalah koreografi kelompok yang berpijak pada kesenian Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan yang menggabungkan pencak silat dor. Bantengan ada tiga karakter yaitu bantengan , monyetan dan macanan. Macanan adalah simbol , monyetan adalah simbol karakter Bantengan adalah yang paling menonjol di antaranya, karena merupakan hewan pelindung yang memiliki sifat kuat dan gagah perkasa. Berawal dari Berdasarkan rangsang visual terhadap Bantengan menjadikan inspirasi sebuah koreografi kontemporer yang berjudul Adhyatsa. Gagasan tentang karakter Bantengan diekspresikan melalui karya tari berbentuk koreografi kelompok lima penari laki-laki dan satu perempuan yang mengembangkan gerak pencak silat dor, gerak karakter Bantengan serta pengolahan properti klunthung dan kulit kluwak. Gerak-gerak tersebut akan dikembangkan melalui elemen-elemen estetis dalam koreografi seperti ruang, waktu dan tenaga dan bentuk ungkap simbolis dan bertipe tari studi. Tata busana yang akan digunakan untuk karya tari ini menggunakan kostum yang dominasi warna hitam, putih dan abu-abu yang diambil dari filosofi lambang perguruan pencak silat Panji Siliwangi. Musik yang dipakai tetap berpijak pada tradisi yang dibuat dari rekaman komputer berbentuk midi. Adhyatsa yang berdurasi sekitar 17 ini dipentaskan di Proscenium Stage. Pertunjukan koreografi ini tidak menunjukkan adegan tetapi dibagi menjadi beberapa segment. Segment satu memvisualisasikan tentang Bantengan, segment dua pengembangan pencak silat dor dan lampah gedhong, segment tiga mengekspresikan hewan Banteng, dan segment empat pemunculan simbol kelembutan serta eksplorasi properti klunthung dan kulit kluwak. Penambahan kain hitam yang berada pada belakang back drop berwarna hitam yang memunculkan suasana kuat. Melalui karya ini diharapkan muncul generasi-generasi muda untuk ikut terlibat dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisi yang ada di daerahnya masing-masing. Kata Kunci : Bantengan, Pencak Silat Dor, Klunthung, Koreografi Kelompok. Yogyakarta xvii+141 hal.;ilus.;notasi.;bib.;lamp.;30 cm NONE http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png |
institution |
Institut Seni Indonesia Yogyakarta |
collection |
Perpustakaan Yogyakarta |
language |
Indonesian |
topic |
Pencak silat Koreografi Kelompok NONE |
spellingShingle |
Pencak silat Koreografi Kelompok NONE MEDITA, Hana Adhyatsa |
description |
Karya tari yang berjudul Adhyatsa adalah koreografi kelompok yang berpijak pada kesenian Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan yang menggabungkan pencak silat dor. Bantengan ada tiga karakter yaitu bantengan , monyetan dan macanan. Macanan adalah simbol , monyetan adalah simbol karakter Bantengan adalah yang paling menonjol di antaranya, karena merupakan hewan pelindung yang memiliki sifat kuat dan gagah perkasa. Berawal dari Berdasarkan rangsang visual terhadap Bantengan menjadikan inspirasi sebuah koreografi kontemporer yang berjudul Adhyatsa. Gagasan tentang karakter Bantengan diekspresikan melalui karya tari berbentuk koreografi kelompok lima penari laki-laki dan satu perempuan yang mengembangkan gerak pencak silat dor, gerak karakter Bantengan serta pengolahan properti klunthung dan kulit kluwak. Gerak-gerak tersebut akan dikembangkan melalui elemen-elemen estetis dalam koreografi seperti ruang, waktu dan tenaga dan bentuk ungkap simbolis dan bertipe tari studi. Tata busana yang akan digunakan untuk karya tari ini menggunakan kostum yang dominasi warna hitam, putih dan abu-abu yang diambil dari filosofi lambang perguruan pencak silat Panji Siliwangi. Musik yang dipakai tetap berpijak pada tradisi yang dibuat dari rekaman komputer berbentuk midi. Adhyatsa yang berdurasi sekitar 17 ini dipentaskan di Proscenium Stage. Pertunjukan koreografi ini tidak menunjukkan adegan tetapi dibagi menjadi beberapa segment. Segment satu memvisualisasikan tentang Bantengan, segment dua pengembangan pencak silat dor dan lampah gedhong, segment tiga mengekspresikan hewan Banteng, dan segment empat pemunculan simbol kelembutan serta eksplorasi properti klunthung dan kulit kluwak. Penambahan kain hitam yang berada pada belakang back drop berwarna hitam yang memunculkan suasana kuat. Melalui karya ini diharapkan muncul generasi-generasi muda untuk ikut terlibat dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisi yang ada di daerahnya masing-masing. Kata Kunci : Bantengan, Pencak Silat Dor, Klunthung, Koreografi Kelompok. |
format |
Tugas Akhir |
author |
MEDITA, Hana |
author_facet |
MEDITA, Hana |
author_sort |
MEDITA, Hana |
title |
Adhyatsa |
title_short |
Adhyatsa |
title_full |
Adhyatsa |
title_fullStr |
Adhyatsa |
title_full_unstemmed |
Adhyatsa |
title_sort |
adhyatsa |
publisher |
FSP ISI Yogyakarta |
publishDate |
2018 |
url |
http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36212 |
_version_ |
1741200478027382784 |