Kekerasan di layar kaca: Bisnis siaran, peran KPI, dan hukum
Dalam dunia pertelevisian di Indonesia ternyata banyak tayangan yang bernuansa kekerasan, padahal televisi merupakan media massa yang sangat menarik perhatian masyarakat di Indonesia. Lewat bukunya ini Mochamad Riyanto Rasyid menjelaskan tentang tayangan dalam acara telivisi yang memiliki unsur keke...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Penerbit Buku Kompas
2013
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36273 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Dalam dunia pertelevisian di Indonesia ternyata banyak tayangan yang bernuansa kekerasan, padahal televisi merupakan media massa yang sangat menarik perhatian masyarakat di Indonesia. Lewat bukunya ini Mochamad Riyanto Rasyid menjelaskan tentang tayangan dalam acara telivisi yang memiliki unsur kekerasan dalam penyajiannya. Tujuan dari buku ini adalah memberi tahukan kepada masyarakat bahwa banyak bahaya yang mengancam atau tayangan kekerasan yang ada diindustri pertelevisian Indonesia. Dalam buku ini kita juga bisa mengetahui banyak sekali tayangan-tayangan dalam program pertelevisian Indonesia yang mengarah pada kekerasan dan tayangan tersebut ditayangkan hanya untuk keperluan bisnis dan rating semata tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat. Sehingga masyarakat yang seharusnya mendapatkan siaran yang mengandung informasi, pendidikan, dan hiburan tetapi malah mendapatkan tontonan yang tidak layak seperti adegan bernuansa kekerasan, konflik, dan seks. Akibatnya masyarakat zaman sekarang telah melampaui batas kenyataan yang terjadi didalam kehidupan sehari-hari pada umumnya karena terpengaruh oleh tayangan yang tidak berdasarkan realitas. Tayangan televisi yang banyak menanyangkan adegan kekerasan menimbulkan pemikiran dikalangan masyarakat bahwa kekerasan didalam lingkungan masyarakat merupakan hal yang wajar-wajar saja karena masyarakat sudah terpengaruh dengan tayangan yang ada ditelevisi padahal yang terjadi ditelevisi hanyalah rekayasa teknologi. Pemilik media massa di Indonesia seolah tidak menghiraukan hukum-hukum yang telah dibuat oleh pemerintah, padahal sudah jelas hukum itu tertulis dan seharusnya ditaati oleh pemilik media massa namun masih banyak sekali pemilik media massa yang melakukan pelanggaran seperti penanyangan kekerasan dilayar televisi. Dalam hal ini peran KPI dan pemerintah sangat penting karena lembaga tersebutlah yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan, penyusunan kebijakan, dan pemberian izin penyiaran serta melakukan pengawasan atas apa yang ditayangkan diperteevisisan Indonesia. Bagi orang tua harusnya bisa lebih selektif lagi dalam pemilihan acara untuk anak mereka diantaranya orang tua dapat memilih acara yang baik untuk anaknya, menetapkan aturan tersendiri acara apasaja yang boleh ditonton oleh anak-anak, menetapkan jam-jam khusus bagi anak untuk menonton televisi, tayangan yang ditonton oleh anak harus diketahui oleh orang tua, dan orang tua harus menyediakan DVD agar apabila tayangan ditelevisi tidak baik untuk anak orang tua dapat mengalihkan tontonan anak pada DVD tersebut. |
---|