Filsafat seni Karl Marx

Karl Marx tidak berangkat dari teori seni, tapi ia mewariskan banyak komentar singkat dan tulisan tentang seni dan sastra. Pada 1933, untuk pertama kalinya, karya - karya Marx itu diseleksi oleh Mikhail Lifshitz dan dimanfaatkan untuk menyusun model provisional filsafat seni Marx. Lifshitz menggamba...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: LIFSHITZ, Mikhail
Format: Buku Teks
Language:Indonesian
Published: Octopus 2017
Subjects:
700
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36309
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Karl Marx tidak berangkat dari teori seni, tapi ia mewariskan banyak komentar singkat dan tulisan tentang seni dan sastra. Pada 1933, untuk pertama kalinya, karya - karya Marx itu diseleksi oleh Mikhail Lifshitz dan dimanfaatkan untuk menyusun model provisional filsafat seni Marx. Lifshitz menggambarkan garis besar teori estetik klasik dalam karya Marx sambil menunjukkan pantulan maupun konfirmasi dari kebanyakan konsep tersebut pada karya - karya lanjut Marx. Ia menelusuri evolusi pandangan estetis Marx seturut tahap perkembangan wawasan filsafatnya, mulai dari Romantisisme ke hegelianisme, melewati hegelianisme kiri dan untuk sejenak liberalisme borjuis, ke materialisme agnostik-nya Feuerbach, sampai akhirnya tiba pada landasan filsafatnya sendiri, yakni proses kerja, sejarah, dan politik ekonomi. Tulisan - tulisan Marx menekankan kesenjangan perkembangan sosial dengan artistik, dan memandang sasaran tertinggi estetika Marx adalah memecahkan kontradiksi perkembangan kekuatan - kekuatan produktif dengan meningkatnya alienasi klas - kelas produktif. Ia melihat dalam Marxisme ada sarana untuk menghapus kontradiksi penindas dengan yang ditindas, kerja fisik dengan mental, sehingga memungkinkan terciptanya kebudayaan universal yang nirkelas dan tidak mengasingkan.