Model Kehidupan Bermasyarakat Dalam Khasanah Budaya Kraton Yogyakarta
Di dalam kata ‘aku’ terkandung seluruh wujud dirinya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tidak dapat dibagi, dan unik. “Aku” memiliki sejarah dan latar belakang lingkungannya sendiri. Keaku-an inilah yang ditandaskan dalam seluruh kegiatan kehidupan sosialnya dan penandasan inilah yang menyempurna...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
YK II-UIN Sunan Kalijaga
2007
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36439 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Di dalam kata ‘aku’ terkandung seluruh wujud dirinya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tidak dapat dibagi, dan unik. “Aku” memiliki sejarah dan latar belakang lingkungannya sendiri. Keaku-an inilah yang ditandaskan dalam seluruh kegiatan kehidupan sosialnya dan penandasan inilah yang menyempurnakan keakuannya. Manusia selama hidupnya masih merupaka makhluk ber-aku yang tak henti-hentinya berprosesagar ke-akuannya tersebut diakui oleh ‘aku-aku yang lain’. Tetapi tentu saja raja yang memiliki kekuatan menghimpun kekuatan secara mistik adalah seseorang yang mendapatkan ‘wahyu” atau kewahyon yang kebanyakan ditunjukkan dengan munculnya atay terpancarnya cahaya dari dirinya. Bagaimana hubungan aku dengan pimpinan, bagaimana hubungan dengan orang tua, bagaimana dengan pasangan, bagaimana tata aturan bergaul dalam masyarakat, semuanya itu akan terdaapt gambarannya di dalam buku ini. |
---|