Kajian visual bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) setelah memorandum of understanding (MOU) Helsinki

Dalam visual bendera Gerakan Aceh Merdeka mengandung berbagai unsur tanda, yang digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan, namun sebuah pesan seringkali berubah, mengikuti berbagai perkembangan, karena sebuah pesan sangat terikat dengan waktu, ruang, perubahan sosial, dan manusia itu sendiri sebag...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ISKANDAR
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: PPS ISI Yogyakarta 2018
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36466
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Dalam visual bendera Gerakan Aceh Merdeka mengandung berbagai unsur tanda, yang digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan, namun sebuah pesan seringkali berubah, mengikuti berbagai perkembangan, karena sebuah pesan sangat terikat dengan waktu, ruang, perubahan sosial, dan manusia itu sendiri sebagai pembaca pesan. Di masa setelah Memorandum of Understanding (MoU) bendera Gerakan Aceh Merdeka telah menemui berbagai polemik, hal ini tidak terlepas dari berubahnya berbagai pesan yang ada dalam bendera tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna konotasi, mitos dan ideologi, sebagai pesan yang ada di balik visual bendera Gerakan Aceh Merdeka setelah MoU Helsinki, dengan menggunakan metodologi kualitatif dan pendekatan teori Desain Komunikasi Visual, teori sosiologi pengetahuan dari Karl Mannheim, serta teori semiologi Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terjadi perubahan makna konotasi, mitos, dan ideologi dari bendera Gerakan Aceh Merdeka, sebagai akibat dari terjadinya perubahan pasca MoU Helsinki. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literasi, khususnya dalam dunia Desain Komunikasi Visual dan umumnya bagi kajian-kajian yang hampir serupa.