Penyutradaraan Film Fiksi “Dua Belas Jam” Dengan Menggunakan Bahasa Tubuh Sebagai Pembangun Karakter

Konsep penciptaan karya ini menekankan pada bentuk bahasa tubuh para tokoh berdasarkan karakternya masing-masing. Bahasa tubuh setiap tokoh akan diwujudkan untuk menggambarkan bentuk karakter tokoh dan relasi antar tokoh sepanjang film. Penonton diharapkan dapat mengenal dan memahami karakter setiap...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DZULQORNAIN, Muhammad
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSMR ISI Yogyakarta 2017
Subjects:
TV/
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36689
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
Description
Summary:Konsep penciptaan karya ini menekankan pada bentuk bahasa tubuh para tokoh berdasarkan karakternya masing-masing. Bahasa tubuh setiap tokoh akan diwujudkan untuk menggambarkan bentuk karakter tokoh dan relasi antar tokoh sepanjang film. Penonton diharapkan dapat mengenal dan memahami karakter setiap tokoh, hingga menangkap keseluruhan naratif film. Hal tersebut akan diwujudkan dengan pembangunan karakter tokoh melalui perwujudan bahasa tubuh para pemeran. Bahasa tubuh dalam pemeranan sebuah tokoh, memiliki kemampuan untuk menginformasikan dan membangun sebuah karakter, melalui beragam gerak dan sikap tubuh. Ketika bahasa verbal memberikan satu sistem komunikasi yang artinya sudah cukup jelas dan tepat, bahasa tubuh memberikan informasi tentang perasaan-perasaan dan aksi-aksi dengan lebih ekspresif daripada katakata. Sifat bahasa tubuh yang demikian menjadi penting dalam mewujudkan sebuah karakter dalam film, sebagai perwujudan dari perasaan maupun pemikiran tokoh dalam menjalani persitiwa demi peristiwa sepanjang film. Film “dua belas Jam” berkisah tentang Adit dan Rissa, yang selama semalam suntuk saling berbincang-bincang, mencoba memaknai hubungan keduanya dengan melakukan simulasi pernikahan mereka. Selama perbincangan tersebut, Adit dan Rissa memiliki caranya masing-masing dalam bertutur maupun bersikap, mewakili perasaan dan pemikiran keduanya.