Jurnalisme dasar
Pada bab pertama menjelaskan mengenai wartawan, sikap dan watak watak dari wartawan. Untuk menjadi wartawan ini harus siap secara mental sebab wartawan beropersai selama 365 hari setahun dan 24 jam sehari. Peristiwa itu terjadi di mana saja di tempat-tempat yang kadang tidak kita duga. Peristiwa j...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Kompas Media Nusantara
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36819 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Pada bab pertama menjelaskan mengenai wartawan, sikap dan watak watak dari wartawan. Untuk menjadi wartawan ini harus siap secara mental sebab wartawan beropersai selama 365 hari setahun dan 24 jam sehari. Peristiwa itu terjadi di mana saja di tempat-tempat yang kadang tidak kita duga. Peristiwa juga dapat melibatkan siapa saja, entah orang miskin, kaya, disini wartawan harus siap menghadapi semua ini tanpa pilihan. Bab kedua buku ini menjelaskan tentang syarat kerja bagi wartwan, wartwan harus mengetahui seuatu yang menarik. Untuk mengumpulkan informasi yang shahi dan relevan untuk suatu tulisan, wartawan harus tahu apa yang menarik buat pembacanya, apa dampak dan apa yang perlu mereka ketahui. Seorang wartawan juga harus selalu ingin tahu sebab sumber informasi bisa dapat dari keingintahuan. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang bisa didasari dengan: siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa, lalu apa. Bab ketiga ini menjelaskan tentang berita dan nilai berita, nilai berita pada awal tulisan jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan. Dalam cerita atau berita itu tersirat pesan yangingin disampaikan wartawan kepada pembaca. Suatu berita mempnyai nilai-nilai tersendiri jika berita tersebut mengandung unsur-unsur misalnya konflik, bencana dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segra dan kedekatan,kegajilan, human interest, seks. Bab kempat dalam buku ini menjelaskan mengenai sumber berita, wartawan yang baik harus selalu siap dengan data yang lengkapdan akurat mengenia sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu wartwan dalam mengumpulkan informasi seperti yang dikemukakan Eugne J. Webb dan Jerry R. Salancik: (1) observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. (2) proses wawancara. (3) pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik, dan (4) partisipasi dalam peristiwa. Bab kelima dari buku ini menjelaskan mengenai menulis berita, prinsip dasar penulisan. Setiap tulisan mengenai publik, mulai dari gagasan, kemudian melalui pengembangan, sampai pada naskah akhir, merupakan hasil dari beberapa tingkat keputusan. Mantan wartawan Wall Street Journal, Ronald Buel, mengatakan bahwa jurnalisme mempunyai lima lapisan keputusan: (1) penugasan, yang menentukan apa yang layak diliput dan mengapa.?. (2) pengumpulan, yang menentukan bila informasi yang dikumpulkan itu cukup?. (3) evaluasi, yang menentukan apa yang penting untuk dimasukkan dalam berita?. (4) penulisan, yang menentukan kata-kata apa ynag perlu digunakan?. (5) penyuntingan, yang menentukan berita man ayang perlu diberikan judul yang besar dan dimuat di halaman muka, tulisan mana yang perlu dipotong, cerita mana ynag perlu diubah. Bab keenam, struktur berita, ada piramida terbalik, pada berita lugas, wartawan ingin menyampaikan informasi penting. Maka pembukaan atau lead ditempatkan pada awal berita, yang isinya berupa fokus peristiwa atau ringkasan tentang apa yang terjadi. Karena itu disebut pembuka ringkasan (summary lead). Pembukaan ini harus didukung oleh penjelasan yang isinya memperkuat informasi dalam pembuka, misalnya pernyataan-pernyataan atau kutipan yang menjelaskan masalah utamanya dan keterangan-keterangan lain yang berhasil digali wartawan pada berita lunak, wartawan ingin bercerita. Maka ia tidak memulai ceritanya dengan pembuka ringkasan yang berisi fokus peristiwa seperti pada berita lugas. |
---|