Pemeranan Tokoh Helen Keller Dalam Naskah Helen Keller Karya William Gibson Terjemahan Meyda Bestari
Aktor merupakan perangkat utama dalam seni teater. Aktor di atas panggung akan menciptakan karakter akting sesuai dengan struktur dan tekstur. Ketika di atas panggung actor tidak lagi menjadi dirinya sendiri namun actor harus hidup sebagai karakter tokoh yang diperankannya. Aktor harus memiliki daya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yogyakarta
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=36885 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Aktor merupakan perangkat utama dalam seni teater. Aktor di atas panggung akan menciptakan karakter akting sesuai dengan struktur dan tekstur. Ketika di atas panggung actor tidak lagi menjadi dirinya sendiri namun actor harus hidup sebagai karakter tokoh yang diperankannya. Aktor harus memiliki daya pikat dan daya intelektual yang tinggi agar informasi yang disampaikan di atas panggung dapat dimengerti oleh penonton.Teori akting the systemdari Stanislavski menjadi pilihan aktor untuk membentuk karakter Helen Keller.Naskah Helen Keller karya William Gibson dengan tokoh Helen Keller memberikan tantangan penciptaan akting, selain buta, tuli, dan bisu aktor juga harus memerankan karakter Helen yang berusia 7 tahun. Banyak tantangan penciptaan akting aktor untuk mencapai karakter Helen Keller. Naskah Helen Keller ini memiliki pesan moral tentang cara berhadapan dan menyikapi manusia yang memiliki kecacatan fisik. |
---|