Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”

Melimpahnya media diikuti dengan kebutuhan informasi yang meningkat mendorong para pengiklan untuk mengiklankan produk hampir di seluruh lini media. Salah satu iklan produk yang menyita perhatian banyak khalayak, yaitu iklan Line versi Ada Apa dengan Cinta? 2014 yang muncul di akhir 2014 dengan form...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: SAPUTRA, Pranan Sutiono
Format: Tugas Akhir
Language:Indonesian
Published: FSR ISI Yogyakarta 2018
Subjects:
Online Access:http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=38295
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
PINJAM
id isilib-38295
record_format oai_dc
spelling isilib-382952018-12-03T11:49:23Z Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?” SAPUTRA, Pranan Sutiono FSR ISI Yogyakarta 2018 id Tugas Akhir http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=38295 DK/Sap/a/2018 Melimpahnya media diikuti dengan kebutuhan informasi yang meningkat mendorong para pengiklan untuk mengiklankan produk hampir di seluruh lini media. Salah satu iklan produk yang menyita perhatian banyak khalayak, yaitu iklan Line versi Ada Apa dengan Cinta? 2014 yang muncul di akhir 2014 dengan format film pendek dan ditayangkan di Youtube. Dalam waktu singkat iklan ini berhasil memunculkan kembali nostalgia sehingga viral di kalangan warganet. Pada akhirnya, kondisi ini meningkatkan jumlah pengguna aplikasi Line hingga 700%. Inilah yang kemudian menjadi dasar dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar wacana yang terkandung di dalam iklan tersebut yang menyebabkan viral di kalangan warganet. Melalui penelitian ini wacana yang terkandung di dalam iklan tersebut diuraikan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang bersifat kualitatif yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Merujuk pada pendekatan tersebut, iklan sebagai objek penelitian akan diuraikan ke dalam tiga tingkatan analisis, yaitu dimensi teks, praktik kewacanaan, dan praktik sosiokultural. Pada tahap dimensi teks, dilakukan analisis unsur representasi, relasi, dan identitas. Melalui analisis pada dimensi teks dapat dipahami bahwa nostalgia direpresentasikan melalui relasi antara tokoh dengan objek di dalam iklan maupun dengan khalayak. Kemudian pada tahap dimensi praktik kewacanaan, dilakukan analisis unsur produksi dan konsumi. Pada dimensi praktik kewacanaan terjadi proses komodifikasi ingatan atau nostalgia antara Line dan Miles Production dengan khalayak. Selanjutnya, tahap terakhir, yaitu analisis unsur situasional, institusional, dan sosial pada dimensi praktik sosiokultural. Analisis pada dimensi praktik sosiokultural menunjukkan bahwa pengadaptasian film Ada Apa dengan Cinta? (2002) didasarkan pada kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam iklan tersebut banyak terkandung wacana yang sengaja dikonstruksikan. Salah satunya, yaitu wacana nostalgia melalui pengadaptasian film Ada Apa dengan Cinta? (2002). Dalam iklan ini, nostalgia diposisikan sebagai komoditas. Nostalgia hanyalah satu dari sekian banyaknya wacana yang dikonstruksikan di dalam iklan yang pada akhirnya seluruh wacana akan bermuara pada kepentingan ekonomi kapitalis. Pengadaptasian tersebut dipandang sebagai upaya yang dilakukan Line untuk meminimalisir kegagalan promosi karena penggemar franchise film Ada Apa dengan Cinta? (2002) yang berumur 27-37 tahun pada 2014 masih ada dan jumlahnya cukup besar. Selain itu, pemilihan Youtube sebagai media penayangan, dampak masifnya respon khalayak yang berupa pemberitaan media, meme, video parodi, bandwagon effects, akan memberikan keuntungan yang besar bagi Line dan Miles Production. Yogyakarta xviii, 153 hal.: ilus., lamp. 30 cm S1/DK/ http://opac.isi.ac.id//images/default/image.png
institution Institut Seni Indonesia Yogyakarta
collection Perpustakaan Yogyakarta
language Indonesian
topic S1/DK/
spellingShingle S1/DK/
SAPUTRA, Pranan Sutiono
Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
description Melimpahnya media diikuti dengan kebutuhan informasi yang meningkat mendorong para pengiklan untuk mengiklankan produk hampir di seluruh lini media. Salah satu iklan produk yang menyita perhatian banyak khalayak, yaitu iklan Line versi Ada Apa dengan Cinta? 2014 yang muncul di akhir 2014 dengan format film pendek dan ditayangkan di Youtube. Dalam waktu singkat iklan ini berhasil memunculkan kembali nostalgia sehingga viral di kalangan warganet. Pada akhirnya, kondisi ini meningkatkan jumlah pengguna aplikasi Line hingga 700%. Inilah yang kemudian menjadi dasar dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar wacana yang terkandung di dalam iklan tersebut yang menyebabkan viral di kalangan warganet. Melalui penelitian ini wacana yang terkandung di dalam iklan tersebut diuraikan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang bersifat kualitatif yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Merujuk pada pendekatan tersebut, iklan sebagai objek penelitian akan diuraikan ke dalam tiga tingkatan analisis, yaitu dimensi teks, praktik kewacanaan, dan praktik sosiokultural. Pada tahap dimensi teks, dilakukan analisis unsur representasi, relasi, dan identitas. Melalui analisis pada dimensi teks dapat dipahami bahwa nostalgia direpresentasikan melalui relasi antara tokoh dengan objek di dalam iklan maupun dengan khalayak. Kemudian pada tahap dimensi praktik kewacanaan, dilakukan analisis unsur produksi dan konsumi. Pada dimensi praktik kewacanaan terjadi proses komodifikasi ingatan atau nostalgia antara Line dan Miles Production dengan khalayak. Selanjutnya, tahap terakhir, yaitu analisis unsur situasional, institusional, dan sosial pada dimensi praktik sosiokultural. Analisis pada dimensi praktik sosiokultural menunjukkan bahwa pengadaptasian film Ada Apa dengan Cinta? (2002) didasarkan pada kepentingan-kepentingan kelompok tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam iklan tersebut banyak terkandung wacana yang sengaja dikonstruksikan. Salah satunya, yaitu wacana nostalgia melalui pengadaptasian film Ada Apa dengan Cinta? (2002). Dalam iklan ini, nostalgia diposisikan sebagai komoditas. Nostalgia hanyalah satu dari sekian banyaknya wacana yang dikonstruksikan di dalam iklan yang pada akhirnya seluruh wacana akan bermuara pada kepentingan ekonomi kapitalis. Pengadaptasian tersebut dipandang sebagai upaya yang dilakukan Line untuk meminimalisir kegagalan promosi karena penggemar franchise film Ada Apa dengan Cinta? (2002) yang berumur 27-37 tahun pada 2014 masih ada dan jumlahnya cukup besar. Selain itu, pemilihan Youtube sebagai media penayangan, dampak masifnya respon khalayak yang berupa pemberitaan media, meme, video parodi, bandwagon effects, akan memberikan keuntungan yang besar bagi Line dan Miles Production.
format Tugas Akhir
author SAPUTRA, Pranan Sutiono
author_facet SAPUTRA, Pranan Sutiono
author_sort SAPUTRA, Pranan Sutiono
title Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
title_short Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
title_full Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
title_fullStr Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
title_full_unstemmed Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi “Ada Apa Dengan Cinta?”
title_sort analisis wacana kritis iklan film pendek line versi “ada apa dengan cinta?”
publisher FSR ISI Yogyakarta
publishDate 2018
url http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=38295
_version_ 1741200872089583616