STUDI DESAIN INTERIOR DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY (TC) DI PANTI REHABILITASI NARKOBA FAN CAMPUS BOGOR
Lingkungan fisik merupakan wadah bagi manusia beraktivitas. Untuk memenuhi kebutuhan ruang dengan aktivitas khusus, maka rekayasa lingkungan perlu dilakukan. Seperti halnya panti rehabilitasi narkoba berbasis Therapeutic Community (TC), lingkungan fisik yang dalam penelitian ini fokus pada interior...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
Prodi DI Jur. Desain Fak. Seni Rupa ISI Yogyakarta
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39247 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Lingkungan fisik merupakan wadah bagi manusia beraktivitas. Untuk memenuhi kebutuhan ruang dengan aktivitas khusus, maka rekayasa lingkungan perlu dilakukan. Seperti halnya panti rehabilitasi narkoba berbasis Therapeutic Community (TC), lingkungan fisik yang dalam penelitian ini fokus pada interior bangunan, harus mendukung terciptanya lingkungan terapetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara desain interior dengan metodeTherapeutic Community yang merupakan salah satu metode terapi narkoba di panti rehabilitasi narkoba FAN Campus Bogor. Bangunan panti sudah dirancang sejak awal sebagai tempat rehabilitasi narkoba, untuk itu penulis akan mencoba mengidentifikasi hubungan antara lingkungan fisik terhadap kegiatannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis triangulasi. Temuan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) aspek teknis yang meliputi pencahayaan, penghawaan, kebisingan, 2) aspek fungsional yang terkait dengan fleksibelitas dan pergantian ruang, sistem keamanan, dan 3) faktor perilaku berupa teritori, privasi dan interaksi, serta citra dan makna memiliki peran terhadap proses rehabilitasi narkoba berbasis TC. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek teknis berperan lebih banyak terhadap kenyamanan residen, aspek fungsional memfasilitasi program rehabilitasi, dan aspek perilaku berperan terhadap psikososial residen. Dalam kaitannya dengan proses rehabilitasi, aspek perilaku yaitu privasi dan interaksi berperan paling besar. Dengan meminimalisir privasi dan memperbesar interaksi akan memberikan peluang terjadinya mutual support atau dalam TC disebut dengan mutual self-help. Hal ini sesuai dengan motto TC yaitu “man helping man to help himself”. Selain itu, sistem keamanan dengan penerapan denah terbuka dan limitasi akses juga memudahkan pengontrolan sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh residen tidak memisahkan diri dari kelompok rehabilitasi. Hal ini akan mengoptimalkan proses rehabilitasi. |
---|