Analisis Struktur Jaranan Jawa Turonggo Budoyo Desa Rejoagung Kabupaten Tulungagung
Penelitian ini mengenai analisi struktur. Struktur memandang suatu tari dari sisi bentuk atau teks. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan struktur dan koreografi. Struktur berhubungan dengan tata hubungan yang ada dalam sajian pertunjukan, diawali dari motif sampai pad...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
FSP ISI Yk.
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39513 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penelitian ini mengenai analisi struktur. Struktur memandang suatu tari dari sisi bentuk atau teks. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan struktur dan koreografi. Struktur berhubungan dengan tata hubungan yang ada dalam sajian pertunjukan, diawali dari motif sampai pada tataran gugus kalimat gerak. Penelitian ini membahas bagaimana satu kesatuan dalam sebuah tari yang di dalamnya memiliki relasi-relasi atau tata hubung yang terciptakan. Pengertian analisis struktur merupakan sebuah penguraian tata hubungan antara unit atau komponen satu dengan komponen lainnya dalam konteks kesatuan keseluruhan. Secara tekstual kesenian ini ditinjau dari tata hubungan hirarki gramatikal yaitu hubungan dimana satu kesatuan tataran gramatikal yang dimulai dari tingkat motif, frase gerak, kalimat gerak, dan gugus kalimat gerak. Motif-motif gerak tersebut dikombinasikan atau dirangkai dalam hubungan sintagmastis. Analisis ini berdasarkan pola gerak dan pola tempo dalam keseluruhan tari Jaranan Jawa Turonggo Budoyo. Terdapat dua gugus kalimat gerak, mengingat adanya ciri-ciri tersendiri yang membedakan pada kelompok gerak. Terdiri dari dua gugus yaitu jogetan dan perang. Pada gugus jogetan, merupakan penjajaran gerak yang terangkai berupa jogetan pada tarian jaranan. Pada gugus ini terdapat 39 kalimat, kalimat tersebut merupakan penjajaran motif-motif yang terangkai. Gugus yang kedua adalah perang, terdapat 3 kalimat gerak. Secara keseluruhan dalam tarian ini tidak ditemukan adanya hubungan paradigmatis, karena tidak ada bagian atau gerak yang dipertukarkan atau dapat saling menggantikan. Strukur tari Jaranan Jawa Turonggo Budoyo ini penting untuk dianalisis dan diketahui, sebab tarian yang ada di desa Rejoagung masih mempertahankan tradisi yang ada seperti gerak-gerak yang dilakukan tidak banyak mengalami perubahan untuk mengikuti perkambangan zaman dan gerak tersebut khas untuk kesenian jaranan jawa. Hal yang menarik dalam tari Jaranan Jawa yaitu motif-motif gerak yang dilakukan lebih pada gerakan kaki yang menirukan gerak kuda dan penunggang kuda. Jaranan Jawa Turonggo Budoyo yang ada di Desa Rejoagung masih mempertahankan dan melestarikan tarian dengan baik walaupun penampilannya sederhana. Jaranan Turonggo Budoyo merupakan ekspresi komunal yang dimiliki Desa Rejoagung. |
---|