Wayang timplong bentuk pertunjukan dan pelestarian
Wayang Timplong merupakan seni wayang kayu yang di mungkinkan diilhami oleh wayang klithik yang masih populer di Jawa Timur. Awal kemunculan wayang timplong diciptakan oleh Mbah Bancol dari Desa Kedungbajul, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Dinamakan wayang timplong karena bunyi gamelannya dari ja...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Buku Teks |
Language: | Indonesian |
Published: |
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB)
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=39688 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Wayang Timplong merupakan seni wayang kayu yang di mungkinkan diilhami oleh wayang klithik yang masih populer di Jawa Timur. Awal kemunculan wayang timplong diciptakan oleh Mbah Bancol dari Desa Kedungbajul, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk. Dinamakan wayang timplong karena bunyi gamelannya dari jauh terdengar plong - plong - plong, sehingga di sebut dengan wayang timplong. Cerita atau lakon yang diambil berdasar pada cerita Panji dan cerita rakyat atau legenda. Bentuk pertunjukannya tidak memakai kelir, sehingga penonton bisa langsung melihat wajah dalangnya. Iringan musiknya sangat sederhana hanya menggunakan gambang, kendang, kenong dan gong kecil ( suwukan ). Adapun fungsi dari wayang timplong pada mulanya untuk hiburan dan sekarang berfungsi untuk acara ritual bersih desa atau sadranan. Wayang timplong pernah mencapai puncak kejayaan pada sekitar tahun 1970 - 1980 - an, setelah adanya kemajuan teknologi wayang timplong mulai tergeser. Dengan adanya perubahan fungsi serts semakin banyaknya hiburan kesenian lain, maka wayang timplong menjadi semakin terpinggirkan, untuk itu perlu pelestarian agar tidak hilang. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk bisa melestarikan dan mengembangkan wayang timplong. Wayang timplong akan tetap lestari jika dilakukan inovasi dan regenerasi. |
---|