Film Konten Idam Pica dengan Visual Dokumentasi, Animasi, dan Live Action
Penulis memiliki ketertarikan pada rangkaian gambar yang tidak berhubungan, namun memberi tawaran untuk dipikirkan karena ada makna di setiap adegannya, bisa didiskusikan oleh para spektator antara benar dan tidak, bahwa film tidak hanya indah dilihat secara bentuk konvensional, melainkan bisa dinik...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Tugas Akhir |
Language: | Indonesian |
Published: |
PPS ISI Yogyakarta
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=40284 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Penulis memiliki ketertarikan pada rangkaian gambar yang tidak berhubungan, namun memberi tawaran untuk dipikirkan karena ada makna di setiap adegannya, bisa didiskusikan oleh para spektator antara benar dan tidak, bahwa film tidak hanya indah dilihat secara bentuk konvensional, melainkan bisa dinikmati dari gagasannya. Penulis meyakini bahwa ada pengalaman estetis dari tiap teknik sinematografi. Film Konten Idam Pica dengan Visual Dokumentasi, Animasi, dan Live Action digunakan sebagai respon terhadap fenomena idam pica yang berbahaya (mengkonsumsi non makanan seperti sabun, beling, arang, kertas, dan lain-lain). Selain karena keinginan dan pilihan cara bertutur yang penulis pikirkan (membuat film dengan visual dokumentasi, animasi, dan live action), penulis bermaksud mencoba memberikan pengalaman membuat film yang tidak klise (hanya permainan dramaturgi, gestur, mimik, dan eksplorasi dialog dari aktor) yang akhirnya membuat sineas tidak terlalu mengeksplorasi visual (mise en scene) dan dapat menghambat penciptaan bentuk film, dengan begitu film tidak hanya diberi sekat : dokumenter, fiksi, dan eksperimental.Bahwa temuan tentang bentuk yang menggabungkan dokumentasi, animasi, dan live action dalam shot yang berbeda pada sebuah film akhirnya dapat penulis rangkai dengan membedah karya klise dan tidak klise, sehingga penulis mengetahui pentingnya menciptakan film yang tidak klise dengan visual dokumentasi, animasi, dan live action, secara gamblang ketiga-tiganya melengkapi masing-masing visual, selain itu bentuk tersebut juga bertujuan sebagai daya ganggu kepada penonton, agar mereka ikut merasakan pusing, mabuk, sampai akhirnya paham dengan hal yang sengaja dihadirkan oleh budaya menonton sinema seperti ini. Semua rangkaian dari fenomena, ekstase ibu, hingga realisasi visual, menciptakan ruang audio visual yang acak, chaos, rusak, namun sekali lagi sudah menjawab bahwa tiga bentuk (dokumentasi, animasi, dan live action) dapat dipahami melalui logika sensasi dari Deleuze bahwa ada dua daya yang dimiliki khaos sekaligus dalam waktu bersamaan, daya penghancur dan daya hidup. bentuk yang dimodifikasi seperti dalam film Pink Pastel akan semakin membantu kita membuka kemungkinan visual sinema lebih luas. Kata-kata kunci : Dokumentasi, Animasi, dan Live Action, Tidak Klise, Idam Pica |
---|